Haruskah kita mengobral masalah di situs jejaring social?

Haruskah kita mengobral masalah di situs jejaring social?



Siapa sih yang gak kenal namanya situs jejaring social?... anak kecilpun bahkan tahu apa itu facebook, twitter, BBM, dan lain lain. Berbagi masalah dengan kawan disitus jejaring soaial memang lebih menyenangkan karena banyak orang yang langsung bisa member tanggapan atas komennya, dan pula yang justru akan menambah masalah kita jari runyam.

Anda pasti sring baca setatus teman yang sedang galau atau banyak masalah. Baik itu masalah keluarga atau masalah dengan kekasihnya. Kita bisa melihat perkembangan percintaan teman karena dia rajin sekali mengupdate setatus bahkan hamper tiap menit. Wah mungkin dia piker bisa mengurangi beban pikirannya ya….., tapi apakah kita menyadari bahwa sebenarnya mengumbar setatus di jejaring social justru bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menekan dan menghancurkan kita.


Contoh saja, aku punya teman wanita dan kebetulan aku juga menaruh hati padanya. Tetapi apa daya dia sudah bersuami. Kemudian suatu hari wanita itu sedang berseteru dengan suaminya. Dia lalu membuat setatus dengan mencurahkan isi hatinya di jejaring social. Beberapa teman ada yang komen kemudian ya,,, begitulah komen orang orang bermacam macam.

Tetapi bagi saya justru malah senang karena orang yang saya sukai sedang bermasalah dengan suami atau kekasihnya. Aku kemudian akan datang kepadanya sebagai dewa penolong yang baik hati. Aku akan menghibur dia siang malam. Akan aku berikan perhatian yang cukup besar padanya sehingga dia bisa nyaman jika sedang curhat denganku.

Dengan cara licikku ini maka sang wanita tadi akan semakin dekat dengannku karena hanya aku orang yang paling enak diajak curhat dan perhatianku sangat sangat besar padanya. Dia lalu akan membanding-mbandingkan suaminya dengan ku kemudia dia akan berkata padaku,

 “ MAKASIH MAS ATAS PERHATIAN DAN KEPEDULIANMU PADAKU SELAMA INI, AKU TIDAK MENYANGKA TERNYATA PERHATIANMU KEPADAKU MELEBIHI SUAMIKU SENDIRI, ANDA SAJA DUNIA BISA DIPUTAR MUNDUR PASTI SELURUH JIWA RAGAKU INI AKAN AKU SERAHKAN PADAMU MAS”.


Nah sekarang mengijak jurus terakhir, ……………………………………………………………

Ya sudah lanjutnya mikir sendiri aja ya…., ini kan Cuma contoh dan aku yang dijadikan contohnya biar gak dimarahin orang kalau orang lain yang jadi ciontoh.


Cerita diatas menunjukkan betapa bahayanya mengobral setatus sedih di facebook, twitter dan lain lain, karena yang sering saya lihat bukannya memperbaiki masalah tetapi justru akan menambah perpecahan dalam keluarga. Kalau memang ingin curhat di jejaring social pilihlah teman yang benear benar bisa dipercaya dan lebih baik lagi sudah pernah kenal baik di dunia nyata. Jangan sembarang mengobral setatus.

Kemudian ada contoh lain tetapi ini tak ada kaitannya dengan percintaan, misalnya anda selalu mengeluh hidupnya selalu susah ekonomi pas pasan dan lain lain. Tetapi orang tahu sebenarnya anda kaya, harta benda dimana mana. Swah luas pekarangan dimana mana. Tetapi anda memang tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga ekonomi menjadi sring pas pasan seperti saya.


Dengan mengobral keluh kesah di media social maka orang akan tahu dan mereka akan memberikan solusi yang bermacam-macam. Kemudian setatus Itupun akhirnya didengar oleh orang yang punya niat jahat dia ingin mengambil keuntungan pribadi atas penderitaan anda. Kemudian dia menawarkan solusi untuk mengontrakkan saja rumahnya, tau menjual sawah nya kepadanya. Dia berharap bisa membeli sawah itu dengan harga yang murah karena orang yang akan menjual sawah itu sedang membutuhkan uang banyak.

Sang pemilik sawahpun menolak tawaran orang itu tetapi sang pembeli tanah tahu bahwa saat ini hati korbannya sedang rapuh menghadapi masalah, maka dia akan selalu datang membantunya agar lama lama dia merasa berhutang budi yang besar akhirnya dia merasa gak enak sama pembeli tanah yang selama ini telah banyak mebantu dia menyelesaikan urusan ekonomi keluarganya.


Kitapun akirnya bersedia menjual tanah kita padanya karena alasan banyak berhutang budi dan juga memang saat ini sedang membutuhkan banyak uang untuk keperluan kita hingga kita tidak menyadari bahwa itu semua adalah taktik orang gak baik pada kita.


Sebenarnya masih banyak kasus yang lain yang belum saya tulis disini. Dan ini sebaikya bisa menjadi pertimbangan sebelum kita mengungkapkan unek – unek kita di sosial media.

Jika memang itu adalah hal yang terbaik menurut anda dan lebih efektif untuk berbagi masalah dengan teman banyak, di bawah ini ada beberapa tips yang bisa anda gunakan:
  1. Pilihlah tempat yang baik dan sesuai fungsinya. Boleh saja anda mengungkapkan masalah anda dijejaring sosial tetapi pilihlah tempat yang benar atau sesuai dengan fungsinya, misalnya kita bergabung kegroup yang cocok untuk masalah kita. Alangkah baiknya group-group yang bertema ke agaman sehingga kebanyakan para anggota padalah sekelompok para kiyai atau ustadh. Dengan begitu bisa memperkecil komen komen jahil yang tidak kita harap kan.
  2. Pilah pilahlah daftar pertemanan anda sesuai kelompok yang anda inginkan jadi setatus anda bisa dikirim dengan privacy kelompok tertentu/ bukan public. Jadi orang-orang yang anda anggap tidak akan mampu membatu anda jangan di masukkan.
  3. Berbagilan sewajarnya saja.Jika memang itu harus dilakukan jangan setiap menit atau setiap hari selalu meng update perkembangan buruk hubungan anda atau masalah buruk lainnya. Ini berakibat akan menimbulkan anggapan buruk orang lain terhadap anda. Anda akan di cap sebagai seorang suami/istri yang tidak bisa menyimpan peribadi keluarga. Dengan begitu orang bisa saja beranggapan bahwa memang anda lah sebenarnya yang menjadi biang kerok dari masalah ini. Mungkin awalnya masalah hanya kecil tetapi karena anda sering ngobral di sosial media maka pasangan anda akan merasa malu dan akhirnya dia bertambah kesal sama anda sehingga akan memicu pertengkaran yang lebih besar lagi.
  4. Cara lain bisa membuat pesan group.Jika anda menggunakan facebook anda bisa kirim pesan keteman anda yang anda percaya bisa menyelesaikan masalah anda. Dalam pesan itu anda bisa menamahkan penerima lain dalam pesan yang sama dan bisa dibaca bersama orang lain yang dimasukkan dalam satu kelompok. Ini akan lebih baik dari karena kitalah yang memilih teman terpercaya.


Jika anda punya tips lain mohon ditambahkan di komentar yaaaa…..


Buat temen teman yang suka nge Blogg yuk kita menjalin persahabatan sesama blogger dengan saling bertukar link artikel di blog kita.


















 Pemberantasan hama tanaman secara alami

Pemberantasan hama tanaman secara alami



sumber gambar: http://poskotanews.com/2014/11/01/hujan-belum-normal-petani-ogah-bercocok-tanam/


Allah maha besar tak satupun makluk yang diciptakan hanya sia –sia. Semua ada gunanya sesuai dengan posisinya masing – masing. Orang menganggap blatung itu adalah binatang kecil menjijikkan. Namun apakah anda menyadari bahwa berkat jasa blatung itulah bangkai yang menjadi penyebab pncemaran udara bisa terurai lebih cepat? Apalagi jika jumlah blatung cukp banyak maka proses penguraian juga semakin cepat.

Sebtulnya masih banyak contoh lainnya tetapi saya akan membahas mengenai pemberantasan hama tanaman secara alami. Namun ada juga kaitannya dengan contoh yang saya tulis di awal postingan ini. Sebenarnya setiap makluk hidup itu merupakan sebuah piramida yang saling berhubungan satu sama lain. Plankton di makan ikan, ikan dimakan kucing, kucing dimakan buaya, dan buaya mati di makan blatung/anak lalat, lalat pun demikian di makan capung, cicak dan lain lain, serta cicak dimakan berbagai binatang juga.

Dengan bepedoman inilah sebenarnya kita bisa mengusahakan pengurangan hama tanaman dengan membudidayakan musuh alami hama tersebut. Memang tidak bisa seratus persen berhasil, namun setidaknya bisa mengendalikan populasi hama tersebut.

Sebagai contoh hama tikus bisa di imangi dengan membudidayakan burung hantu, melindungi kucing kucing liar yang berkeliaran disawah atau tidak membunuh ular yang berada diarea persawahan. Dulu pernah juga pemerintah melakukan pengembangan burung hantu ini. Tetapi sekarang gak tahu kelanjutannya.

Untuk hama ulat belalang kita bisa membudidayakan atau melindungi populasi burung kuntul atau blekok kalau istilah jawa. Karena burung tersebut memangsa ikan dan serangga, bahkan se ekor tikus pun jika masih kecil  di lahap juga. Saat ini populasi burung ini di wilayah kami dikulon progo Yogyakarta cukup banyak, mereka hidup rukun berdampingan dengan para petani di sawah jika ada traktor yang sedang mengolah tanah sawah mereka(burung kuntul) ramai ramai mengawal traktor itu. Eh sori maksud ku membuntunti sebab jika ada binatang kecil yang terusik traktor itu akan berhamburan dan burung pun bergegas memburunya.


Ada banyak binatang yang bisa di budidayakan dalam rangka mengendalikan populasi hama , antara lain:

Capung.
Capung ini merupakan serangga pemangsa serangga yang banyak di temui di areal persawahan dan tanah lapang. Dia bisa ber gerak maju mundur dengan cepat. Sasaran utama serangga  ini adalah  kupu dan belalang serta serangga lainnya yang terbang.


  1. Belalang sembah.

Jika ditempatku anak-anak sering menamai “deye” aku juga gak tahu apa nama sebenarnya. Sebenarnya binatang ini mudah sekali berkembang biak dan dibudidayaka. Makanann serangga ini adalah serangga seperti belalang ulat kupu dan lain lain. Tetapi sayangnya binatang ini termasuk binatang pemalas. Sehari – harinya Cuma diam di tempat. Biasanya dia hanya akan memangsa seranga lain yang kebetulan melintas di dekatnya. Dia kurang aktif walau perut sudah gepeng dia Cuma menunggu mangsa yang lewat. Tetapi binatang ini bisa bertelur walau tanpa pejantan asalkan makananya selalu kecukupan. Dulu waktu kecil aku sering memelihara binatang ini dalam sangkar jangkrik sehingga binatang ini sering bertelur dikandang walau tak ada pejantannya. Sekali bertelur jumlahnya puluhan butir tetapi saling menempel dan bentuknya bulat warta coklat. Yang dilekatkan pada ranting kayu yang kemudian telur ini akan menetas dengan sendirinya karena bantuan sinar mata hari.

  1. Laba – laba
Laba – laba juga merupakan serangga pemangsa serangga lain dia membuat jaring yang sangat lengket. Jika ada serangga misalnya belalang yang melompat pada sela sela  daun kemudian nyangkut pada jarring laba – laba ini maka laba laba akan melilitnya dengan perekat yang di keluarkan melalui bagian perutnya. Kemudian laba-laba ini akan memakannya jika dia sudah merasa lapar. Tetapi kalau dia belum merasa lapar hanya akan dibiarkan saja.

Binatang inipun juga bertelur sangat banyak dalam satu kali bertelur bisa ratusan butir. Tetapi tidah semua laba – laba bertelur sama banyak tergantung besar kecilnya, dan jenisnya.

Tidak semua laba-laba membuat jarring. Tetapi ada yang ektif mencarimakan dengan berjalan kesana kemari kemudian jika melihat ada peluang bagus maka laba=laba ini akan segera menyerang mangsanya.


  1. Burung hantu.

Binatang ini adalah pemangsa tikus. Dia bisa melihat dari jarak yang cukup jauh walaupun dimalam hari.


  1. Kuntul dan blekok
Sudah disinggung pada awal postingan ini. Makanannya serangga (belalang yang merupakan hama padi sawah) dan anak tikus.



Dan mungkin masih ada lagi, kiranya jika pembaca mengetahui silakan komen untuk menambahkan di artikel ini.
Tips menolak diajak kencan di facebook.

Tips menolak diajak kencan di facebook.




  1. Jangan pernah memberikan no. hp atau id laiinnya. kalau dia maksa ya udah kasihkan nomer hp suami atau istri anda, kemudian bilang sama orang yang mengajak anda bahwa nomor itu adalah nomor keluarga, karena hanya punya satu hp dalam keluarga.
  2. Kalau dia mau datang kerumahmu bilang saja aku jarang pulang, yang di rumah cuma suamii/istri dan mertua saja. kalau masih ngeyel biarin aja dia datang suruh suami atau istri yang menemuii.
  3. Jangan pernah ngobral rayuan di jejaring sosial karena semua itu kebanyakan berasal dari manisnya kata yang kemudian berkembang menjadi rasa cinta terlarang. 


Sekarang ini yang terjadi sebaliknya, sering memberi nomor HP kepada orang laiin secara diam diam bahkan tak segan segan membeli HP baru agar bisa lebih leluasa berkomonikasi dengan pasangan barunya. kalau sudah ketangkap basah baru ngomong ma'af aku sudah berusaha nolak tapi dianya yang ngejar ngejar aku terus.

Itu bukan alasan yang tepat karena alasan itu tampak sekali hanya di buat-buat. kalaun memang dari awal dia gak ada niat berselingkut buat apa harus menyembunyikan nomor hp pasangan barunya. INGAT sepandai pandainya menyimpan bangkai tetap saja tercium. Bangkaii walaupun di bungkus dengan apapun tetep aja bau.

KEJUJURAN dan MENERIMA TAKDIR itu adalah kunci sukses berumah tangga, ingat kawan semua berawal dari kata-kata indah yang di bumbui dengan pujian - pujian mesra yang akan membuat hati klepek-klepek lupa daratan. Terutama wanita paling mudah ditundukkan karena sifat dasar wanita yang berhati lembut suka dipuji paling rawan menghadap ngodaan laki-laki terutama yang sudah berpengalaman mengobral janji sana sini.

Menurut situs keluarga.com, ada 7 tanda  selingkuh yang kita tak pernah menyadarinya. antara lain adalah sebagai berikut:


  • 1. Flirting di kantor?

    Jika Anda mengira bahwa flirting itu hal biasa, coba pikirkan lagi. Flirting itu terbukti selalu menimbulkan masalah. Berbagai tindakan yang menjurus pada flirting seperti senyuman yang terkesan spesial kepada lawan jenis atau dengan tanpa pertimbangan mengatakan "kamu itu cantik juga ya…"—bisa menjadi sinyal bahwa Anda mengisyaratkan sebuah hubungan yang lebih dari sekadar 'biasa'. Mungkin maksud Anda sama sekali bukan ke arah sana, tapi ingat, orang lain bisa saja mengartikan berbeda. Ya, berasumsi! Bagaimana kalau membawa sikap 'flirting' itu ke rumah dan membuat pasangan Anda lebih bahagia. Flirting dengan istri atau suami itu manjur sekali untuk menghangatkan rumah tangga—dan lagi lebih menyenangkan.
  • 2. Curhat dengan lawan jenis

    Curhat mengenai sesuatu yang detail soal masalah rumah tangga dengan orang lain di luar rumah benar-benar bisa menggiring Anda kepada masalah baru yang tidak pernah Anda kira. Berawal dari rasa nyaman ketika bercerita, belum lagi tepukan tangan yang menenangkan di pundak, dan lebih parahnya, Anda mungkin akan menerima atau bahkan memberikan pelukan kepada lawan bicara yang sedang bersedih. Masalah pribadi memang sudah seharusnya disimpan di rumah sendiri. Berdiskusi dengan pasangan mengenai apapun yang mengganggu adalah cara yang paling 'sehat'. Pelukan atau bahkan sekadar belaian yang datang dari pasangan bisa lebih menenangkan kita. Jika hal itupun tidak manjur buat Anda, Anda bisa pergi ke saudara atau anggota keluarga yang bisa dipercaya, terapis atau konsultan. Yang pasti, bukan seseorang yang mungkin saja bisa "membajak" rasa cinta Anda dari pasangan dan akhirnya menghancurkan rumah tangga Anda.
  • 3. Janji 'ketemuan' dengan lawan jenis

    "Cuma makan siang sama Doni 'kan nggak masalah," kata Tina dalam hati. Atau, "Okay, pulang kerja aku mampir ya ke rumah kamu, tapi suamiku nggak bisa ikut."
    Mungkin dalam hati semua itu tidak akan menjadi masalah untuk Tina, tapi sadarkah Anda bahwa berjanji bertemu dengan lawan jenis tanpa didampingi pasangan itu justru sudah menjadi 'benih-benih' menuju sebuah emosi yang mungkin tidak pernah Anda pikirkan?
    Bayu dan Prita adalah suami istri. Suatu hari Prita menemukan struk makan siang untuk dua orang dari saku kemeja suaminya. Padahal mereka memiliki rumah tangga yang baik. Ketika Bayu sampai di rumah, ia menunjukkan struk itu dan bertanya "Ini apa?" Kemudian dengan tenang Bayu menjelaskan "Oh, kemarin aku undang sekretaris kantor untuk makan siang untuk sekadar mengucapkan terima kasih."
    Prita menjawab "Aku mohon yang seperti ini jangan terjadi lagi ya?" Bayu mengerti kesalahannya dan dia langsung merespons "Iya sayang, tidak akan terjadi lagi. Akupun merasa aneh ketika makan siang hanya berdua dengan dia." Tidak ada yang salah dengan jamuan makan siang; hanya saja, jika Anda sudah menikah, lakukanlah itu sebagai acara group yang melibatkan beberapa orang, atau ajaklah pasangan Anda. Dan tidak ada yang salah pula dengan memperingatkan pasangan Anda tentang hal yang salah—karena tindakan itu adalah bukti bahwa kita melindungi rumah tangga dan menunjukkan cinta kita pada pasangan.
  • 4. Menceritakan keburukan pasangan

    Seorang sahabat tidak akan menjelek-jelekkan sahabatnya karena itu adalah tindakan pengkhianatan. Apalagi sepasang suami istri yang adalah sahabat satu sama lain, salah satu tugas mereka adalah saling melindungi reputasi. Satu-satunya pengecualian adalah ketika pasangan mulai melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini harudlah dilaporkan pada pihak yang berwajib. Anda harus melindungi diri dan tentunya demi keamanan anak-anak.
  • 5. Online chatting

    Menurut studi yang dilakukan oleh Beatriz Mileham dari Universitas Gainesville di Florida, Amerika Serikat, online chatting telah menjadi pemicu utama masalah dalam sebuah hubungan. Aktivitas internet semacam ini terbukti telah mengacaukan banyak angka pernikahan di Amerika Serikat. Contohnya, banyak yang bertemu kembali dengan mantan kekasih lewat internet, kemudian berakhir pada perselingkuhan. Solusinya gampang; "Jangan lakukan. Tindakan ini tidak sebanding keutuhan rumah tangga dan perasaan anak-anak kita."
  • 6. "Malas" berhubungan intim dengan pasangan

    Ketika keintiman dengan pasangan mulai merenggang, keutuhan rumah tangga bisa jadi taruhannya. Hubungan intim yang aktif dan terjaga hangat akan mendekatkan pasangan satu sama lain baik sacara fisik maupun emosinal. Memang tidak boleh ada paksaan dalam menjaga hubungan intim, karena itulah diperlukan pengertian yang tulus antara satu dan lainnya.
  • 7. Lebih mendahulukan anak dan orangtua

    Pasangan adalah orang yang paling penting dalam hidup Anda. Hubungan yang lainnya adalah yang nomor dua. Bukan berarti Anda tidak mencintasi anggota keluarga yang lain, tapi lebih mendahulukan anak dibandingkan dengan pasangan tentu bisa menyakiti pernikahan Anda tanpa Anda sadari. Taruhlah pasangan di nomor 1 dan secara otomatis kita akan memberikan kehangatan kebersamaan Ayah dan Ibu untuk anak-anak di rumah.
    Sama halnya dengan orangtua Anda. Anda mencintai dan menghormati mereka, tetapi mereka bukan prioritas utama. Suami dan istrilah yang utama. Kebaikan hubungan antara kita dan pasangan juga akan secara otomatis membawa energy yang baik di tengah keluarga besar.



 




Detail Produk
o OS : Android 4.4 KitKat
o Prosesor : Dual-core 1.3 GHz
o Memori : Internal 4 GB, RAM 512 MB
o Kamera : 5 MP dan 2 MP
o Layar : 4.30 Inch

Deskripsi Produk

Samsung J1 Ace Blue Smartphone
Samsung J1 Ace Blue Smartphone hadir dengan layar 4.3 Inch beresolusi 480 x 800 pixels. Smartphone ini dibekali dengan sistem operasi Android 4.4 KitKat dan prosesor Quad-core 1.2 GHz. Smartphone ini juga dilengkapi dengan memori internal 4 GB, RAM 768 MB, kamera belakang 5 MP dan kamera depan 2 MP. Untuk mendukung dayanya smartphone ini menggunakan baterai berkapasitas 1900 mAh.


KLIK DISINI INFO SELANJUTNYA

Mengintip kebudayaan  Suriname

Mengintip kebudayaan Suriname

Republik Suriname (Surinam), dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda adalah sebuah negara di Amerika Selatan dan merupakan bekas jajahan Belanda. Negara ini berbatasan dengan Guyana Perancis di timur dan Guyana di barat. Di selatan berbatasan dengan Brasil dan di utara dengan Samudra Atlantik.

Di Suriname tinggal sekitar 75.000 orang Jawa dan dibawa ke sana dari Hindia Belanda antara tahun 1890-1939. Suriname merupakan salah satu anggota Organisasi Konferensi Islam.
Wilayah Suriname mulai dikenal luas sejak abad ke-15, yaitu ketika bangsa-bangsa imperialis Eropa berlomba menguasai Guyana, suatu dataran luas yang terletak di antara Samudera Atlantik, Sungai Amazon, Rio Negro, Sungai Cassiquiare dan Sungai Orinoco. Semula dataran ini oleh para ahli kartografi diberi nama Guyana Karibania (Guyana yang berarti dataran luas yang dialiri oleh banyak sungai dan Karibania dari kata Caribs yaitu nama penduduk asli yang pertama kali mendiami dataran tersebut).

Dalam suatu cerita fiktif "El Dorado", Guyana digambarkan sebagai suatu wilayah yang kaya akan kandungan emas. Para ahli sejarah memperkirakan bahwa cerita fiktif tersebut merupakan salah satu faktor yang mendorong orang-orang Eropa untuk bersaing menguasai Guyana.

Masa penjajahan
Pada tahun 1449 pelaut Spanyol, Alonzo de Ojeda dan Juan de la Cosa berlayar menyusuri pantai timur laut Amerika Selatan, yang saat itu mereka sebut Wild Coast, dan mendarat di wilayah Guyana. Vincent Juan Pinzon kemudian menguasai Guyana atas nama Raja Spanyol. Selama abad ke-16 dan ke-17, Guyana dikuasai silih berganti oleh Spanyol, Belanda, Inggris, Perancis dan Portugal.

Pada tahun 1530 Belanda mendirikan pusat perdagangan pertama di dataran tersebut. Pada tahun 1593 raja Spanyol mengambil alih dan menguasai Guyana hingga tahun 1595, yaitu ketika para bangsawan Inggris datang dan mulai mengusai daerah-daerah pantai. Sementara itu, Belanda mulai mengembangkan perdagangannya secara bertahap di daerah pedalaman. Daerah Guyana sepenuhnya jatuh ke tangan Inggris sejak tahun 1630 hingga tahun 1639.

Pada tahun yang sama Belanda berhasil menguasai kembali sebagian besar Guyana sedangkan Perancis menguasai daerah-daerah di samping sungai Suriname. Akibat dari persaingan tersebut, wilayah Guyana saat ini terbagi menjadi lima bagian yaitu Guyana Espanola (bagian dari Venezuela sekarang); Inglesa (Guyana sekarang); Holandesa (Suriname); Francesa (Cayenne) dan Portuguesa (bagian dari wilayah Brasil). Suriname terletak di bagian tengah dari wilayah Guyana yang telah terbagi-bagi tersebut, terbentang antara dua derajat hingga enam derajat Lintang Utara, dan antara 54 derajat hingga 58 derajat Bujur Barat dengan luas wilayah kurang lebih 163.265 kilometer persegi. Batas bagian timur wilayah Suriname adalah Sungai Marowijne yang memisahkan Suriname dengan Cayenne; di bagian selatan terdapat deretan pegunungan Acarai dan Toemoe hoemak yang memisahkan Suriname dengan wilayah Brasil. Di bagian barat berbatasan dengan wilayah Guyana yang ditandai oleh aliran Sungai Corantijne, sementara di bagian utara dibatasi oleh garis pantai Samudera Atlantik.

Pada tahun 1651 Suriname diserang oleh Inggris dan sejak saat itu, menjadi wilayah kekuasaan Inggris hingga penandatanganan perjanjian perdamaian Breda tahun 1667. Berdasarkan perjanjian itu, Suriname menjadi wilayah kekuasaan Belanda. Namun Inggris kembali memasuki Suriname pada tahun 1781 hingga 1783 dan Suriname kemudian dijadikan daerah protektorat Inggris dari tahun 1799 hingga 1802. Melalui perjanjian Amiens, 27 Maret 1802, Suriname, Barbice, Demerara dan Essquibo berada di bawah kekuasaan Belanda, namun setahun kemudian Inggris kembali merebut wilayah-wilayah itu dan sejak tahun 1804 Suriname menjadi koloni Inggris dengan sebutan the British Interregnum.

Selama Suriname berada di bawah kekuasaan Inggris, situasi ekonomi Suriname mengalami kemunduran. Penyebab utama adalah pelarangan perdagangan budak, sementara kebun-kebun masih sangat memerlukan tenaga buruh untuk dikelola. Selanjutnya melalui perjanjian London pada tanggal 13 Agustus 1814 dan diratifikasi dalam perjanjian Wina, Suriname dikembalikan lagi kepada pihak Belanda. Pemerintahan Suriname dipimpin langsung oleh seorang gubernur dengan didampingi oleh sebuah dewan kepolisian yang bertugas sebagai penasihat gubernur.

Dengan dihapusnya perbudakan pada tanggal 1 Juli 1863, kehidupan ekonomi semakin tidak menentu. Pada tahun 1870, pemerintah Belanda menandatangani sebuah perjanjian dengan Inggris untuk mendatangkan imigran asing ke Suriname. Perjanjian ini diimplementasikan secara resmi pada tahun 1873 sampai 1917, di mana rombongan imigran Hindustan pertama dari India didatangkan. Kedatangan rombongan berikutnya adalah para imigran dari Jawa pada tahun 1890 - 1939. Seiring dengan ditempatkannya para imigran di sektor perkebunan, Suriname mengalami kemajuan pula dalam beberapa bidang lainnya. Telekomunikasi, pembuatan jalan raya dan pembukaan jalur hubungan laut langsung antara Suriname dan Belanda merupakan contoh.

Menuju kemerdekaan
Pecahnya Perang Dunia Pertama tidak memengaruhi situasi ekonomi-politik Suriname. Pada tanggal 15 Desember 1954, pemerintah Belanda bersama beberapa wakil dari Suriname menandatangani sebuah memorandum yang isinya rencana pengakhiran penjajahan. Dalam sebuah Konferensi Meja Bundar pada tahun 1961, para wakil Suriname yang dipimpin oleh Perdana Menteri Johan Adolf Pengel menuntut dibentuknya sebuah pemerintahan sendiri. Tuntutan itu semakin menjadi setelah didirikannya beberapa partai politik yang dibentuk pada dasawarsa itu, semakin gencar menyampaikan tuntutan agar Suriname diberikan kebebasan penuh secepatnya.

Tuntutan ini ditanggapi secara serius dengan diadakannya sebuah konferensi di Belanda pada tahun 1970. Konferensi ini diadakan untuk membicarakan persiapan pelepasan Suriname sekaligus menyusun kabinet yang terdiri dari wakil-wakil partai. Suriname selanjutnya menjadi negara merdeka sejak tanggal 25 November 1975. Walaupun demikian, perekonomian negara yang baru merdeka ini tetap sangat tergantung pada bantuan pembangunan Belanda.

Upaya-upaya penggulingan kekuasaan
Pada tanggal 25 Februari 1980, lima tahun setelah kemerdekaannya, Suriname diguncang oleh kudeta yang dilancarkan pihak militer yang dilakukan oleh para Sersan yang dipimpin Sersan Mayor Desiree Delano Bouterse dan Sersan Roy Dennis Horb. Peristiwa kudeta ini telah mengakibatkan jatuhnya Pemerintah Demokrasi Parlementer pertama sejak kemerdekaan Suriname.

Setelah Rezim Militer Berkuasa, timbullah gerakan-gerakan kontra-revolusi yang bertujuan untuk mengembalikan demokrasi di Suriname dengan kudeta. Namun beberapa usaha kudeta itu gagal untuk menggulingkan rezim militer Bouterse. Kudeta tersebut di antaranya: kudeta oleh Sersan Fred Ormskerk pada 30 Maret 1980, kudeta oleh Sersan Wilfred Hawker pada 15 March 1981, dan terakhir oleh Letnan Surendre Rambocus dan Sersan Djiewansingh Sheombar yang dibantu oleh kelompok sayap kanan, kaum Buruh, dan politisi Hindustani dan Jawa, tetapi kudeta ini pun gagal.

Sebagai reaksi terhadap pemberontakan tersebut, pada tanggal 8 Desember 1982 pihak militer melakukan penembakan terhadap 15 tokoh oposisi demonstran. Peristiwa ini telah menjadi penyebab bagi dihentikannya bantuan pembangunan Belanda kepada Suriname, yang berdampak pada semakin buruknya kondisi perekonomian Suriname. Namun hal ini tidak membuat upaya menggulingkan rezim militer berhenti, justru ini memicu muncul perlawanan yang lain dan kali datang dari Etnis Bushnegro dan Amerindian di Pedalaman Suriname. Mereka tampil sebagai penentang utama kekuasaan militer. Kelompok-kelompok militan dari kedua golongan itu adalah kelompok Mandela (Bushnegro) di bawah pimpinan mantan anggota militer Ronnie Brunswijk dan kelompok Tukayana Amazones (Amerindian) dibawah pimpinan Alex Jubitana dan Thomas Sabajo.

Sekitar 35.000 penduduk Bushnegro dan 6.500 Amerindian telah menjadi pelaku utama pemberontakan terhadap penguasa militer. Puncak dari konflik bersenjata tersebut terjadi pada tahun 1986, yaitu ketika Pihak Militer terpaksa harus berhadapan dengan pemberontak Bushnegro yang telah bersatu dan menamakan dirinya Jungle Commando, dan satu peleton Tentara yang gagal menangkap Ronnie Brunswijk kemudian melakukan pembantaian terhadap 35 orang Bushnegro di Desa Moiwana (Moiwana Massacre). Sementara itu, dalam tahun yang sama kelompok Amerindian juga meningkatkan aksi pemberontakannya. Kemelut ini telah mengakibatkan sekitar 7000 orang Bushnegro melarikan diri ke Cayenne (Guyana Perancis) dan meminta suaka politik kepada pemerintah setempat.

Pemerintah militer diakhiri dengan penyelenggaraan pemilihan umum pada bulan November 1987, yang telah mengembalikan kekuasaan pemerintah kepada golongan sipil. Namun, pemerintahan hasil pemilu ini tidak berjalan lama. Pada bulan Desember 1990, pihak militer kembali melancarkan kudeta tidak berdarah yang dikenal dengan sebutan Kudeta Telepon. Akibatnya pemerintah yang demokratis kembali lumpuh. Pihak militer kemudian membentuk Pemerintah Sementara yang salah satu tugasnya adalah mempersiapkan pemilihan umum yang demokratis.

Pada bulan Mei 1991, Pemerintah Sementara telah berhasil menyelesaikan tugasnya, yaitu dengan diselenggarakannya pemilihan umum, namun hasilnya tidak sesuai dengan harapan militer, karena kemenangan berada di tangan golongan sipil. Pada bulan September tahun yang sama, telah terbentuk pemerintah yang baru, dan Drs. R.R. Venetiaan terpilih sebagai presiden dan dengan demikian, maka berakhirlah kekuasaan militer.

Langkah terpenting yang segera diupayakan oleh Pemerintah Venetiaan adalah melanjutkan usaha-usaha ke arah perdamaian yang telah dirintis oleh pemerintah sipil sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan tugas berat bagi pemerintah yang baru terbentuk tersebut, terutama karena kondisi ekonomi dan keuangan Suriname yang sangat memprihatinkan, sebagai akibat dari kemelut politik yang berkepanjangan. Dalam melaksanakan upaya perdamaian tersebut, Presiden R.R. Venetiaan telah membentuk suatu Komisi Khusus yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi terkait lainnya.

Dalam Pemilu bulan Mei 1996 koalisi penguasa New Front (NF) dan Presiden Venetiaan mengalami kekalahan dan pemerintahannya digantikan oleh calon dari oposisi Drs. Jules Wijdenbosch Nationale Demokratische Partij (NDP) dan Radakishun Vooruitstrevende Hervorming Partij (VHP), yang terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden.

Kemudian pada pemilu yang diselenggarakan pada tanggal 25 Mei 2000, kekuasaan berhasil diraih kembali oleh kombinasi pengusa New Front yang terdiri dari parpol Nationale Partij Suriname (NPS), VHP, Pertjajah Luhur dan Surinaamse Partij van de Arbeid (SPA). Kemenangan New Front ini mengantarkan kembali R.R. Venetiaan (NPS) ke tampuk kursi kepresidenan dan memimpin Suriname untuk masa 5 tahun (tahun 2000-2005). Sebagai Wakil Presiden telah terpilih Jules Rattankoemar Ajodhia dari partai VHP.

Demografi
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Demografi Suriname

Populasi
Populasi Suriname terdiri dari beberapa kelompok minoritas. Kelompok terbesarnya adalah Hindustani.

Berdasarkan Sensus Tahun 1990, sekitar 143.640 orang (34,2%) adalah keturunan Hindustani, 132.300 orang (31,5%) adalah Kreol, 95.740 orang (22,8%) adalah orang Jawa, 35.700 orang (8,5%) merupakan keturunan Bushnegro, dan 7.560 orang (1,8%) adalah Amerindian. Sisanya 5.040 orang (1,2%) merupakan keturunan Tionghoa, Eropa (Portugis, Belanda, Inggris), Yahudi Sefardim, Brasil, dan Libanon.

Berdasarkan data statistik dari Biro Pusat Administrasi Kependudukan Suriname, jumlah penduduk Suriname pada sensus tahun 2003 tercatat 481.146 warga negara Suriname dengan rata-rata pertumbuhan penduduk 1,3 %. Selain itu terdapat pula warga asing, di antaranya: orang Brasil (45.000), orang Guyana (40.000), dan lain-lain (orang Karibia, orang Venezuela, orang Kolombia dan lain-lain mencapai 10.000 jiwa).

Populasi Suriname berdasarkan sensus tahun 2004 adalah sebagai berikut:
Hindu (27,4%)
Kreol (17,7%)
Bushnengro dan Marun (14,7%)
Jawa (14,6%)
Kelompok lain (6,5%):
India
Cina
Boeroes (putih, petani)
Yahudi Sefardim dan Yahudi Ashkenaz
Libanon
Brasil
Ada 12,5% berasal dari campuran dan 6,6% tidak terdata
Agama 
Pada sensus ketujuh, tahun 2007, rasio antar-agama adalah sebagai berikut:

40,7% Kristen (Katolik Roma, Peerke Donders, Reformed, Protestan, Moravia)
19,9% Hindu
13,5% Islam
5,8% tradisional dan agama lainnya
4,4% tak beragama
15,7% tidak terdata

Bahasa
Bahasa Belanda merupakan bahasa resmi di Suriname. Orang Suriname juga berbicara bahasa mereka: Sranang Tongo, bahasa Hindustani, bahasa Jawa Suriname, dan lainnya. Dan juga bahasa asal bahasa Karibia dan bahasa Arawakan, orang India Suriname juga bicara bahasa mereka sendiri. Selain itu, bahasa Inggris juga digunakan luas, terutama dalam fasilitas dan toko yang berorientasi pariwisata.

Lambang Negara
Lambang Suriname
Lambang negara Suriname digambarkan dalam bentuk dua orang Amer-Indian yang memegang busur panah dan mengapit sebuah perisai berbentuk oval, berdiri di atas pita dengan tulisan Justitia Pietas, Fides.

Tergambar dalam perisai tersebut, di sisi kiri sebuah kapal layar dan di sisi sebelah kanan sebuah pohon sejenis palma. Kedua gambar tersebut dipisahkan oleh garis vertikal mengikat sebuah segi empat belah ketupat tepat di tengah perisai, dan di dalam segi empat belah ketupat tersebut tergambar bintang segi lima.

Distrik dan resor
Peta distrik di suriname
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Distrik di Suriname
Suriname dibagi menjadi 10 distrik:
Brokopondo
Commewijne
Coronie
Marowijne
Nickerie
Para
Paramaribo
Saramacca
Sipaliwini
Wanica
Suriname dibagi lagi menjadi 62 resor (ressorten).

Topografi 
Daratannya dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

Daerah pesisir/pantai
Daerah pesisir / pantai muda, terbentuk dari tanah liat yang pekat, antara pasir pantai dan gugusan karang yang terletak di bawah permukaan laut. Sedangkan pantai tua sebagian besar wilayahnya terletak di atas permukaan laut. Kedua daerah ini, sejak diperkenalkannya sistem “polder“ dan pompanisasi, berkembang menjadi daerah pertanian subur dan wilayah pemukiman penduduk. Namun 2 tahun belakangan ini, lahan-lahan pertanian tersebut banyak yang terlantar akibat krisis keuangan untuk pengelolaan sistem irigasi yang bergantung kepada pompa.

Daerah sabana
Daerah Sabana merupakan daerah yang tertutup pasir dan sangat gersang. Di daerah ini hanya tumbuh jenis rumput-rumput tertentu.

Daerah dataran tinggi
Daerah dataran tinggi, terletak di sebelah selatan, sepanjang perbatasan dengan wilayah Brazil. Sebagian besar daerah ini tertutup oleh hutan tropis yang menghasilkan kayu berkualitas tinggi (kayu keras).

Flora dan faunaLebih dari 80 % tanah Suriname masih berupa hutan belukar yang di dalamnya hidup berbagai jenis/species tumbuhan dan satwa. Suriname terkenal kaya akan jenis floranya. Di lain jenis tumbuhan yang terkenal adalah jenis kayu keras seperti Bruinhard, Purplehard dan Zwartekabes. Kayu-kayu tersebut diekspor dan merupakan sumber devisa negara yang sangat penting. Di samping itu, Suriname juga terkenal dengan berbagai jenis satwa, baik yang sudah diternakkan maupun yang masih merupakan binatang liar.

Dikutip dari media lain tentang suriname bias and abaca sebagai berikut.

Majalah Pertiwi, Tahun 6, Oktober 1991, hal. 112-113
Wanita Jawa di Suriname (1)
(Javanese women in Suriname II) 

Oleh Kundalini Yoga Meditasi *

Nasi Gulai di Suriname

Upaya pengerahan tenaga kerja telah memindahkan kira2 33 ribu orang Jawa ke Suriname selama setengah abad sejak tahun 1890 untuk bekerja di perkebunan. Kebanyakan dari buruh ini menetap di Suriname seusai kontraknya selama lima tahun. Kira2 seperempat dari jumlah buruh itu kembali lagi ke pulau Jawa. Di antara me-reka ada beberapa puluh orang yang sampai sekarang masih menetap di Jakarta. Juga ada yang melanjutkan perantauannya dari Suriname ke Negeri Belanda (kira2 22 ribu orang). Keluarga nenek Juariah adalah salah satu dari keluarga Jawa-Suriname yang berada di negeri Belanda. 

Hidup di perantauan, di tengah2 perkebunan di Suriname seperti yang dialami oleh nenek Juariah dan kakek Sawigeno, tidaklah ha-nya menimbulkan rasa kesepian melainkan juga perasaan jauh dari kampung halaman dan kebudayaannya yang asli. Guna mengurangi rasa sepi dan terasing itu, buruh2 di lingkungan "penangsi" (perkebunan) tersebut sering berkumpul dan mengadakan selamatan pada hari2 atau peristiwa2 tertentu. Di kalangan mereka beberapa aspek buda-ya Jawa tertentu tetap dipelihara dan terus dikembangkan, sebatas ingatan dan interpretasi individu2 pengemban budaya itu. Bagaimanakah orang Jawa di Suriname memelihara dan meneruskan kebudayaan Jawa ini ?

Mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan Jawa
Di kampung "penangsi" itu tidak ada kegiatan apa2 lagi selain be-kerja. Karena tidak ada hiburan maka pada malam hari atau pada hari Minggu, para penghuni kampung itu berkumpul untuk mengobrol. Kadang2 mereka juga mengadakan perhelatan dengan pertunjukan wa-yang kulit atau kuda kepang. Mereka juga merayakan perkawinan, khitanan atau lebaran dengan selamatan. Selamatan ini adalah sa-lah satu aspek kebudayaan Jawa yang dipertahankan dan diteruskan kepada generasi yang muda. Penerusan kebudayaan dan adat ini terjadi di kalangan sanak keluarga dan teman2 sekelompok saja. 

Kelompok orang Jawa di tanah rantau itu ingin mempertahankan bu-dayanya sendiri, tetapi mereka harus mengandalkan daya ingatnya saja sebab pada masa itu hampir tidak ada kontak dengan orang2 di tanah air. Budaya ini lalu diajarkan dan diteruskan kepada anak dan cucu mereka sebagai suatu tradisi. Tidaklah mengherankan jika kebudayaan itu kini tidak persis sama dengan apa yang kita lihat sekarang di Jawa. "Kebudayaan Jawa-Suriname mendapat pengaruh da-ri budaya suku2 lain di Suriname bahkan juga dari kebudayaan Ba-rat", kata Bapak Sariman, salah seorang tokoh penting dari kelompok Suriname di Negeri Belanda, yang membuat skenario film seja-rah dokumenter "Tembang Seratus" tentang kelompok orang Jawa-Suriname. Pengaruh Barat terlihat misalnya dalam gaya tarian Jawa di film itu. Dengan pengaruh budaya lain tersebut maka budaya Jawa-Suriname berkembang berbeda dari kebudayaan Jawa di Indonesia walaupun asalnya sama. 

Dalam melaksanakan dan meneruskan adat kebiasaan, tata cara dan kesenian Jawa, orang2 Jawa di Suriname memakai perangkat yang me-reka bawa dari Jawa (gamelan, dsb). Di samping itu mereka membuat sendiri alat2 kesenian mereka, seperti misalnya wayang kulit dan kuda kepang. Kedatangan konsulat Indonesia di Suriname membantu memberi bentuk baru dan memperbesar variasi dalam perkembangan kebudayaan Jawa, seperti misalnya dalam tari-menari, kata ibu Po-nirah, putri nenek Juariah. Tetapi kadang2 pembaruan budaya itu dianggap aneh dan tidak selalu mudah diterima, misalnya tentang pencak silat. Orang2 Jawa di Suriname menganggap pencak silat itu sebagai suatu falsafah pengendalian diri, dan bahkan ada unsur magi-nya. Oleh sebab itu ketika konsulat Indonesia memperkenalkan pencak silat sebagai suatu cabang olah raga dan bahkan mengadakan perlombaan pencak silat, masyarakat Jawa-Suriname tidak dapat me-nerimanya begitu saja. 


Selain kesenian, beberapa aspek yang dianggap penting bagi kehidupan keluarga juga dipertahankan, seperti khinatan anak laki2, upacara/adat perkawinan, upacara "witonan" bagi wanita yang hamil 7 bulan dan upacara turun tanah bagi anak yang baru belajar ber-jalan. Keluarga nenek Juariah dan ibu Ponirah masih melakukan upacara2 adat tersebut. Pelaksanaan berbagai upacara adat itu di-lakukan oleh orang yang ahli dalam bidang tersebut, yaitu dukun "manten" (perias pengantin) dan dukun sunat. Dukun2 itu, dan juga dukun bayi, datang ke Suriname bersama dengan kelompok pekerja kontrak pada akhir abad lalu. Di Negeri Belanda pun kini tersedia perias pengantin Jawa-Suriname yang menyewakan peralatan pengantin. Hanya pertolongan persalinan dan khitanan telah dilakukan oleh dokter.


 Republik Suriname (Surinam), dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda adalah sebuah negara di Amerika Selatan dan merupakan bekas jajahan Belanda. Negara ini berbatasan dengan Guyana Perancis di timur dan Guyana di barat. Di selatan berbatasan dengan Brasil dan di utara dengan Samudra Atlantik.

Di Suriname tinggal sekitar 75.000 orang Jawa dan dibawa ke sana dari Hindia Belanda antara tahun 1890-1939. Suriname merupakan salah satu anggota Organisasi Konferensi Islam.

Wilayah Suriname mulai dikenal luas sejak abad ke-15, yaitu ketika bangsa-bangsa imperialis Eropa berlomba menguasai Guyana, suatu dataran luas yang terletak di antara Samudera Atlantik, Sungai Amazon, Rio Negro, Sungai Cassiquiare dan Sungai Orinoco. Semula dataran ini oleh para ahli kartografi diberi nama Guyana Karibania (Guyana yang berarti dataran luas yang dialiri oleh banyak sungai dan Karibania dari kata Caribs yaitu nama penduduk asli yang pertama kali mendiami dataran tersebut).

Dalam suatu cerita fiktif “El Dorado“, Guyana digambarkan sebagai suatu wilayah yang kaya akan kandungan emas. Para ahli sejarah memperkirakan bahwa cerita fiktif tersebut merupakan salah satu faktor yang mendorong orang-orang Eropa untuk bersaing menguasai Guyana.

Budaya Republik Suriname

Banyaknya orang keturunan jawa di Suriname sehingga tradisi dan adat istiadat Jawa juga banyak tersebar disana. Tidak kecuali juga dengan Agama Islam. Jumlah penduduk yang beragama Islam di Suriname kurang lebih sampai 15%, dimana hampir sebagian besar pemeluknya adalah orang keturunan Jawa.

Yang Unik dari pemeluk agama Islam di Suriname adalah tempat ibadah mereka yaitu Masjid yang mempunya dua arah kiblat yang berbeda, bahkan bertolak belakang. Seperti diketahui bahwa Suriname secara geografis letaknya berada di sebelah barat Mekah, Arab Saudi. Sedangkan Indonesia sendiri secara geografis berada disebelah timur kota Mekah dimana bangunan Ka’bah sebagai kiblat umat islam ada didalamnya.

Dalam menjalankan sholat orang Islam diwajibkan untuk menghadap kiblat, yaitu menghadap Ka’bah. Umat Islam Indonesia dalam menentukan arah kiblat secara umum adalah dengan menghadap ke arah barat. Dan inilah yang sebagian umat meyakininya bahwa arah kiblat adalah barat.

Sehingga pada jaman dahulu orang Jawa yang beragama Islam banyak di dibawa ke Suriname untuk dijadikan kuli kontrak dan akhirnya turun temurun jadi warga negara Suriname. Sebagai orang islam jawa, mereka membawa keyakinannya itu sampai ke suriname, demikian juga dalam hal menentukan arah kiblat.

Banyak Masjid di Suriname yang dibangun oleh umat islam keturunan jawa ini, yang masih mengikuti tradisi leluhur orang jawa, dengan menentukan arah kiblatnya ke arah Barat. Mereka masih meyakini bahwa arah kiblat waktu sholat adalah kea rah Barat sebagaimana yang leluhur mereka lakukan di Indonesia.

Dan seiring dengan berjalannya waktu dan semakin banyaknya pengetahuan tentang agama Islam terutama tentang menentukan arah sholat, kaum muda Islam Suriname mulai pelan-pelan merubah pandangan yang meyakini sholat itu menghadap ke Barat, dengan merubah/ membangun tempat ibadah baru dengan arah kiblat yang benar yaitu mengarah ke Ka’bah (kota Mekah) yang kebetulan di Suriname menghadap ke Timur.

Secara pelan-pelan, mereka mencoba merubah pandangan kaum tua untuk mengarahkan arah sholatnya ke timur. Upaya ini ada tingkat keberhasilannya tapi masih belum bisa semuanya. Sampai saat ini masih banyak ditemui masjid-masjid yang arah kiblatnya masih menghadap ke arah Barat.

Generasi muda di Suriname saat ini sudah lebih fleksibel dalammemberikan nama. Mereka bukan hanya sekedar memasukkan unsurbudaya Jawa dalam nama anak-anak mereka, namun sudah mengkombinasikannyadengan budaya Latin yang hidup di sana.

Awal mula Surinamedipenuhi oleh penduduk etnis Jawa. Pada masa Indonesia dijajah Belanda,banyak orang Jawa yang dikirim ke sana sebagai buruh dan bekerja diperkebunan tebu. Saat itu ada sekitar 33.302 orang Jawa yang dikirim.

Seni dan budaya dari Jawa yang masih berkembang di Suriname seperti tari-tarian, kesenian Djaran Kepang (kuda lumping), Ludruk, Reog ataupun kabaret yakni semacam ludruk yang pemainnya semuanya laki-laki, termasuk untuk memerankan tokoh perempuan.

Lagu-lagu berbahasa Jawa, baik dari Indonesia maupun asli karya seniman-seniman musik Suriname masih berkembang di sana dan disukai kaum muda, meskipun mereka mengakui hanya sedikit-sedikit kemampuan berbahasa Jawa.

Gedung Sana Budaya, merupakan satu-satunya gedung kesenian di Suriname yang sering dimanfaatkan untuk mementaskan seni dan budaya Jawa seperti wayang orang, sendratari, ludruk maupun lagu-lagu berbahasa Jawa (campur sari), baik oleh penyanyi setempat diantaranya yang terkenal Edward Kasimun dan Maruf Amastam maupun dari Indonesia seperti Didi Kempot, Yan Velia, Mus Mulyadi, Verina dan lain-lain.

Orang Jawa yang tiba di Suriname tidak hanya membawa bahasa dan adat istiadat mereka ke negara yang baru, namun juga kebudayaan mereka. Penciptaan ulang ungkapan budaya seperti wayang dan gamelan, didukung oleh pemerintah kolonial dan pemilik perkebunan di Suriname. Pada tahun 1903 misalnya, perkebunan Mariënburg membeli perangkat gamelan yang pertama. Juga disediakan tempat untuk mengadakan pertunjukan gamelan dan wayang. Setelah tiba di negeri Belanda, orang Jawa tetap mementingkan dipertahankannya kebudayaan dan jati diri mereka. Selain banyak organisasi Jawa, juga banyak individu yang berusaha untuk mempertahankan kebudayaan Jawa Suriname dan menurunkannya kepada generasi berikut.

Kebudayaan Jawa di negara yang multi etnis tersebut, terdiri dari suku Hindustan (India), Kreol dan Bushnegro (Afrika), Jawa (Indonesia), Amerindian, China dan etnis lainnya, itu masih berkembang namun bahasa Jawa justru sudah tidak lagi mendominasi percakapan sehari-hari.

Budaya maupun masyarakat Jawa (keturunan) memang masih berkembang dan eksis di Suriname, namun demikian bukan lagi Jawa yang “njawani” sebaliknya telah berbaur dengan kultur dan etnis yang hidup di situ sehingga terlihat sebagai Jawa yang mengglobal.

Maka tak mengherankan jika mendengarkan lagu-lagu berbahasa Jawa di Suriname namun melodinya beriramakan musik regae ataupun pop manis bukan campur sari sebagaimana di Indonesia, karena terpengaruh kultur Karibia.


generasi muda di Suriname saat ini sudah lebih fleksibel dalam memberikan nama. 

Mereka bukan hanya sekedar memasukkan unsur budaya Jawa dalam nama anak-anak mereka, namun sudah mengkombinasikannya dengan budaya Latin yang hidup di sana. 


Demikian diungkap Moestadja, saat ditemui media dalam Kongres II Diaspora, Senin malam, 19 Agustus 2013 di Jakarta Convention Center (JCC). Moestadja kemudian memberikan satu contoh nama yang merupakan kombinasi budaya Latin dan Jawa. 


"Contohnya, Paul Salam Sumoharjo. Itu merupakan salah satu contoh nyata betapa generasi muda Suriname saat ini sudah masuk ke dalam kategori trans nasional, salah satunya disebabkan karena perkembangan teknologi yang pesat," kata  Moestadja.


Moestadja mengakui budaya Jawa memang masih sangat kental di Suriname. Menurut dia hal itu disebabkan etnis Jawa merupakan suku terbesar keempat di Suriname setelah India Hindustani, Creole dan Maroons. 


Dia kemudian berkisah awal mula Suriname dipenuhi oleh penduduk etnis Jawa. Pada masa Indonesia dijajah Belanda, banyak orang Jawa yang dikirim ke sana sebagai buruh dan bekerja di perkebunan tebu. Saat itu ada sekitar 33.302 orang Jawa yang dikirim. 


"Hal itu terjadi pada periode 1819-1939, sehingga kini kami memiliki penduduk Jawa dan menjadikan penduduk kami semakin beragam," ungkap Moestadja.


Moestadja mengaku termasuk penduduk etnis Jawa yang memiliki darah langsung dari sang ayah dan kakek. Pria yang menjabat sebagai Menteri di tahun 2010 kemudian bercerita kedua keluarganya itu berasal dari Desa Kalirancang, Kebumen, Jawa Tengah. 


"Kakek saya membawa ayah saya yang saat itu masih berusia tiga tahun untuk ikut ke Suriname. Kakek dulu pernah kembali ke Yogyakarta, namun ayah saya tetap tinggal di Indonesia," tutur Moestadja. 


Saat awal kepindahan ke Suriname,  Moestadja menceritakan, tidak semua orang Jawa merasa kerasan. Banyak yang mengaku kangen kampung halamannya dan ingin kembali pulang atau lazim disebut "Mulih Jowo".


Hal itu disebabkan area lingkungan Suriname sangat berbeda dengan Pulau Jawa. Namun mantan Presiden Soekarno kala itu menyarankan sebaliknya, warga Jawa untuk tetap tinggal di Suriname dan jangan kembali. 

Dibawah ini adalah daftar lagu lagu jawa suriname yang bisa anda putar




























Sumber :
youtube.com
viva.co.id
http://nendenmaesaroh.blogspot.com/2014/05/suriname-dalam-bingkai-etnografi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Suriname