Showing posts with label otomotif. Show all posts
Showing posts with label otomotif. Show all posts
Perbaikan kendaraan ringan

Perbaikan kendaraan ringan

<![if !vml]><![endif]> 



Daftar Isi                                                                                                         Halaman

Bagian - 1
2


Pendahuluan
2


Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan
2


Disain Modul
2


Isi Modul
3


Pelaksanaan Modul
3


Definisi istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi
4


Hasil Pelatihan
5


Pengenalan
5


Prasyarat
5


Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC)
5


Keselamatan Kerja
5


Bagian - 2
7


Prosedur Bodi Kendaraan dan Sistem Penerangan Tambahan
7


  • Bodi Kendaraan dan Sistem Penerangan Tambahan
7


Standar National Kompetensi OPKR 50-003B

Bagian - 1

Pendahuluan

Modul ini terdiri dari tiga buku petunjuk yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian. Ketiga buku tersebut saling berhubungan dan menjadi referensi Modul Pelatihan.  Berikut ini adalah Buku Informasi.

Modul Pelatihan ini menggunakan Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagai pendekatan untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai di tempat kerja.

Pelatihan Berbasis Kompetensi memfokuskan pada keterampilan seseorang yang harus dimiliki di tempat kerja.  Fokusnya adalah pada pencapaian keterampilan dan bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan.

Modul Pelatihan ini disusun berdasarkan pada Standar Kompetensi. Standar Kompetensi adalah pernyataan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diakui secara nasional yang diperlukan untuk penanganan perbaikan dibidang otomotif. 

Modul Pelatihan ini digunakan sebagai Kriteria Penilaian terhadap Standar Kompetensi Nasional OPKR-50-003B.


<![if !supportLists]>             <![endif]>Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan


Pada modul Pelatihan ini, seseorang yang menyampaikan materi pelatihan lebih dikenal sebagai Pelatih.  Di sekolah-sekolah, institusi-institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan guru, instruktur, pembimbing atau sebutan lainnya.

Berkaitan dengan keterangan di atas, seseorang yang berusaha mencapai kemampuan disebut sebagai Peserta Pelatihan.  Pada sekolah-sekolah, institusi-institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan siswa, murid, pelajar, peserta, atau sebutan lainnya.

Pelatihan adalah proses pengajaran yang berlangsung di sekolah, institusi ataupun Balai Latihan Kerja.


<![if !supportLists]>             <![endif]>Disain Modul


Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri :

<![if !supportLists]>·         <![endif]>Pelatihan Klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih.

<![if !supportLists]>·         <![endif]>Pelatihan Individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.





<![if !supportLists]>             <![endif]>Isi Modul

<![if !supportLists]>             <![endif]> 

<![if !supportLists]>             <![endif]>Buku Informasi


Buku Informasi ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan yang berisi :
<![if !supportLists]>·         <![endif]>informasi yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan sebelum melaksanakan praktek kerja.

Buku Kerja

Buku Kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual/mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
<![if !supportLists]>·         <![endif]>kegiatan-kegiatan akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi
<![if !supportLists]>·         <![endif]>kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>kegiatan penilaian untuk menilai pengetahuan peserta pelatihan
<![if !supportLists]>·         <![endif]>kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja.

Buku Penilaian

Buku Penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
<![if !supportLists]>·         <![endif]>kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan
<![if !supportLists]>·         <![endif]>metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan  peserta pelatihan
<![if !supportLists]>·         <![endif]>sumber-sumber yang dapat digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan
<![if !supportLists]>·         <![endif]>semua jawaban  pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja
<![if !supportLists]>·         <![endif]>petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek
<![if !supportLists]>·         <![endif]>catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.


<![if !supportLists]>             <![endif]>Pelaksanaan modul


Pada Pelatihan Klasikal, pelatih akan :
<![if !supportLists]>·         <![endif]>menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan
<![if !supportLists]>·         <![endif]>menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan
<![if !supportLists]>·         <![endif]>menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan
<![if !supportLists]>·         <![endif]>memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja
<![if !supportLists]>·         <![endif]>menggunakan Buku Penilaian untuk menilai jawaban/tanggapan dan hasil-hasil peserta pelatihan pada Buku Kerja.

Pada Pelatihan Individual/mandiri, peserta pelatihan akan:
<![if !supportLists]>·         <![endif]>menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan
<![if !supportLists]>·         <![endif]>menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja
<![if !supportLists]>·         <![endif]>memberikan jawaban pada Buku Kerja
<![if !supportLists]>·         <![endif]>mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja
<![if !supportLists]>·         <![endif]>memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh Pelatih.


<![if !supportLists]>                          <![endif]>Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Standar Kompetensi

<![if !supportLists]>                <![endif]> 

<![if !supportLists]>                <![endif]>Prasyarat

Kompetensi yang dibutuhkan sebelum memulai suatu kompetensi tertentu

<![if !supportLists]>                <![endif]>Elemen-elemen Kompetensi

Tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai suatu keterampilan

<![if !supportLists]>                <![endif]>Kriteria Unjuk Kerja

Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjukkan keterampilan pada setiap elemen

<![if !supportLists]>                <![endif]>Rentang Variabel

Ruang lingkup materi dan persyaratan yang memenuhi kriteria unjuk kerja yang ditetapkan

<![if !supportLists]>                <![endif]>Petunjuk Penilaian

Merupakan petunjuk bagaimana peserta pelatihan dinilai berdasarkan kriteria unjuk kerja

<![if !supportLists]>                <![endif]>Konteks

Merupakan penjelasan tentang dari mana, bagaimana dan metode penilaian apa yang seharusnya digunakan

<![if !supportLists]>                <![endif]>Aspek-aspek yang diperlukan

Menentukan kegiatan inti yang harus dinilai.


Persyaratan Level Literasi dan Numerasi

Persyaratan Modul                 Literasi Level 1         dan         Numerasi Level 1
Level
Literasi
1
Kemampuan untuk membaca, memahami dan menghasilkan teks dasar.
2
Kemampuan untuk memahami hubungan yang kompleks pada teks dan memahami informasi lisan dan tulisan yang diberikan.
3
Kemampuan untuk menulis, menganalisa kritik dan mengevaluasi teks.


Level
Numerasi
1
Kemampuan untuk menggunakan simbul-simbul dasar, diagram, istilah secara matematik dan dapat memahami konteks serta dapat mengkomunikasikan secara matematik.
2
Kemampuan untuk menguji, memahami dan menggunakan konsep matematik yang kompleks pada batasan konteks.
3
Kemampuan untuk menganalisa kritik, mengevaluasi dan menggunakan simbol-simbol matematik, diagram, chart dan teori-teori yang kompleks.

Hasil Pelatihan

Setelah menyelesaikan materi yang disajikan pada pelatihan ini, peserta dapat menggambarkan tentang operasi bodi kendaraan dan sistem penerangan tambahan dan melakukan test diagnosa prosedur termasuk:
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Menggambarkan operasi bodi kendaraan dan sistem penerangan tambahan
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Mengidentifikasi komponen-komponen utama dan menyebutkan kegunaanya.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Menginterprestasikan diagram rangkaian kelistrikan yang relevan
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Melakukan test diagnosa pada operasi bodi kendaraan dan sistem penerangan tambahan dan mengidentifikasi kesalahan.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Mendemokan latihan kerja yang mengurangi resiko pada kecelakaan atau kerusakan alat, perlengkapan dan sistyem kelistrikan.


Pengenalan

Menjadi terbiasa dengan sistem pengoperasian dan mengembangkan Kemampuan untuk mengoperasikan Bodi Kendaraan dan Sistem penerangan Tambahan adalah penting untuk keselamatan dan efisiensi diagnosa sistem tersebut.

Hasil pelatihan ini akan membantu peserta kebutuhan diagnosa keahlian pada lapangan kerja.


<![if !supportLists]>             <![endif]>Prasyarat


Sebelum memulai modul ini, anda harus sudah bisa melengkapi modul berikut ini
<![if !supportLists]>                                    <![endif]> 
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Seluruh pelajaran inti atau pengetahuan yang sesuai


Pengakuan Kompetensi Tertentu (RCC)

Jika seorang peserta menyatakan dia mampu/cakap dalam menyelesaikan tugas-tugas yang ditentukan pada hasil pelatihan, dia harus dapat membuktikan kemampuannya kepada pelatih.


<![if !supportLists]>                <![endif]>Keselamatan Kerja


Umum
Seluruh aktivitas yang dilakukan harus berdasarkan undang-undang dan peraturan keselamatan kerja dilingkungan kerja.
Pakaian kerja dan perlengkapan pengaman dipakai setiap saat.
Bacalah dan ikuti rekomendasi mereka sebelum menggunakan beberapa bahan untuk modul ini.

Pribadi
Peserta harus mematuhi/menuruti undang-undang tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang diberlakukan oleh pemerintah dan tempat kerja.

<![if !supportLists]>                <![endif]>Keselamatan kerja yang spesifik pada hasil pelatihan


Berkenaan dengan listrik yang memerlukan sebuah kode yang tepat untuk keselamatan.
Voltase yang ada pada sebagian besar sistem penerangan kendaraan bermotor adalah rendah, akan tetapi mereka harus ekstra hati-hati.
Perhatian khusus ketika kita akan menyentuh beberapa sambungan kelistrikan.
Percikan api terbentuk oleh hubungan singkat atau hubungan/pemutussan kabel adalah potensi resiko disekitar batere.

Kemungkinan terjadinya ledakan

Rangkaian kelistrikan pada kendaraan bermotor memerlukan perhatian yang khusus. Hati-hatilah ketika anda menghubung/memutuskan hubungan sementara sistem penerangan terhubung dengan batere. Kerusakan pada komponen kelistrikan dapat terjadi.

Pastikan suplai batere tidak terhubung sebelum anda bekerja pada rangkaian kabel.

Ketika melepas timah batere, lepaslah lebih dahulu kabel masa. Ketika memasang kembali langkah pertama menghubungkan terminal positif. Hal ini dapat mencegah terjadinya hubungan singkat. Barang-barang perhiasan dari metal adalah konduktor yang sangat baik terhadap arus listrik, hal ini sangat berbahaya. Demi keselamatan anda lepaskanlah barang tersebut.

Gunakan ketelitian yang sunguh-sunguh untuk mencegah luka ketika memegang pecahan lensa, bolam dan sekering kaca.

Tindakan pencegahan yang dicermati dengan tungsten bolam halogen:

<![if !supportLists]>·         <![endif]>Jangan menyentuh bolam ketika panas. Bolam akan mencapai panas yang sangat tinggi yang dapat menyebabkan luka-luka.

<![if !supportLists]>·         <![endif]>Jangan memegang kaca bolam. Menyentuh gelas bolam akan meninggalkan lemak dari jari pada bolam.
Ketika bolam lampu memanas, lemak tersebut akan meningkatkan temperatur yang meningkat sehingga dapat melehkan terhadap lubang kaca lampu untuk gas halogen untuk melepaskan dan udara masuk. Bolam lampu akan cepat mati.


Bagian - 2

Prosedur Bodi Kendaraan dan Sistem Penerangan Tambahan


Bodi Kendaraan dan Sistem Penerangan Tambahan

Bodi kendaraan dan sistem penerangan tambahan mencakup sekumpulan rangkaian kelistrikan pada kendaraan.

Suatu contoh dari sistem penerangan bodi adalah lampu rem, parkir, lampu belakang dan lampu plat nomer, lampu kecil dam lampu dasboard pengontrol jaringan.

Sistem penerangan tambahan meliputi rangkaian seperti lampu kabut dan lampu jalan, lampu peta dan lampu sirine.


<![if !supportLists]>1.            <![endif]>Sistem Penerangan Bodi

Lampu Rem
Lampu rem digunakan untuk memperingatkan pengendara dibelakang bahwa kendaraan sedang mengerem. Lampu tersebut harus aktif pada saat rem diinjak dan harus tampak pada malam atau siang hari. Untuk hal tersebut perlunya bolam dengan wat kira-kira 18 watt.
Sebuah kendaraan mempunyai dua atau empat lampu rem yang mana lampu tersebut harus terhubung satu sama lainnya.
<![if !vml]>
<![endif]>
Bentuk rangkaian lampu rem terlihat pada gambar 1.

Gambar. 1 Rangkaian lampu rem
Sakelar Lampu Rem
Sakelar yang menjalankan lampu rem perlu diaktifkan secara otomatis seperti rem diinjak

Hal tersebut dapat dicapai dengan menggunakan salah satu bentuk sakelar lampu sebagai berikut:

<![if !supportLists]>1.    <![endif]>Sakelar bentuk mekanik
<![if !supportLists]>2.    <![endif]>Sakelar bentuk hidrolik
<![if !supportLists]>3.    <![endif]>Sakelar bentuk udara

Sakelar Lampu Rem Hidrolik
Sakelar lampu rem hirdolik diletakkan di dalam cairan rem yang menempel pada drum atau disk rem. Sakelar berfungsi pada naiknya tekanan yang disebabkan gerakan pedal rem. Tekanan udara bertambah berpengaruh pada sakelar, terputusnya hubungan sakelar. Dengan terputusnya contak sakelar, arus dapat mengalir melalui sakelar ke lampu stop.
<![if !vml]>
<![endif]>

Gambar. 2  Sakelar lampu rem hidrolik

Sakelar Lampu Rem Angin
Beberapa kendaraan mengunakan tekanan angin untuk memungsikan rem seperti truk.
<![if !vml]>
<![endif]>
Sakelar lampu rem dengan tekanan angin prinsip kerjanya sama dengan proses sakelar hidrolik kecuali tekanan didesak oleh angin daripada cairan.

Gambar. 3 Sakelar lanmpu rem angin
Sakelar Lampu Rem Mekanik
Sakelar mekanik secara phisik digerakkan oleh gerakan pedal rem atau sambungan.
<![if !vml]>
<![endif]>

Gambar. 4 Sakelar rem mekanik


<![if !vml]>
<![endif]>
Bentuk dari sakelar ini biasanya seperti tampak di atas. Posisi sakelar dapat disetel dan jika pedal rem dalam posisi istirahat, sakelar diposisikan menekan plunger, membuka rangkaian kontak sakelar. Jika pedal ditekan, plunger sakelar dapat bergerak keluar. Hal ini akan menutup contak didalam sakelar. Sehingga arus akan dapat mengalir melalui kontak sakelar ke lampu rem.

Gambar. 5 Penyetelan sakelar lampu rem
Lampu Parkir/Belakang
<![if !vml]>
<![endif]>
Fungsi dari sistem lampu parkir atau belakang untuk memberitahukan kepada pengendara lain posisi kendaraan anda pada malam hari, khususnya ketika kendaraan anda diparkir di pingir jalan. Rangkaian juga menerangi lampu nomor plat belakang. Bentuk rangkaian tampak pada gambar.
Gambar. 6 Rangkaian lampu Belakang/parkir

Lampu parkir merupakan bagian dari unit lampu kepala atau unit yang terpisah yang terletak pada bemper atau spakboar.

Kendaraan mempunyai dua atau empat lampu belakang dan satu atau dua lampu plat nomor. Semua lampu tersambung paralel satu sama yang lainnya dan biasanya mengunakan bolam 5 watt.

Jaringan ini dioperasikan oleh sakelar lampu belakang atau lampu kepala. Memutar atau menarik sakelar pada satu posisi akan memutus kontak kontrol lampu parkir/belakang.

Lampu Belakang dan Lampu Berhenti (Stop)
Lampu berhenti (stop) dan lampu belakang kendaraan biasannya tergabung dalam satu lampu yang sama.mereka mungkin tergabung dengan satu bolam.
Bolam lampu berhenti (stop) dan lampu belakang memiliki 1 filamen dengan rata-rata daya 5 watt untuk lampu belakang dan filamen yang lainya mempunyai daya 18 watt untuk lampu berhenti (stop).


<![if !vml]>
<![endif]>
Gambar. 7 Bolam lampu stop/belakang

Bolam lampu memiliki lokasi pin untuk memastikan bahwa bolam dapat terpasang kedalam soket dengan posisi yang benar. Hal ini akan mencegah terjadinya kemungkinan rangkaian lampu belakang mengoperasikan filamen berhenti (stop).

Bentuk dari bolam ini mempunyai ground untuk filamen lampu belakang dan lampu berhenti (stop).

Lampu Dash
Lampu dash ini digunakan untuk penerangan pada dasboard dan mengontrol kendaraan pada malam hari. Untuk keselamatan pengendara. Lampu ini berada dei dalam meteran atau sakelar yang sedang menerangi, atau menempel terdekat sehingga sinar masuk /menerangi ke meteran atau sakelar.
Lampu dash akan menyala jika sakelar lampu besar diputar ke lampu belakang atau posisi parkir.

Rangkaian lampu dash juga terdapat sakelar dimm. Sakelar dimm mengontrol sejumlah arus yang melalui lampu dash, yang mana dapat mengontrol kecerahan daripada lampu dash sendiri.

Pada beberapa kendaraan sakelar dimm adalah bagian dari sakelar lampu besar, sementara pada kendaraan model akhir, sakelar dim terpasang terpisah dan menempel pada dash.

Sakelar dimm mengontrol arus listrik dengan menggunakan sebuah ‘Rheostat’ atau sebuah kontrol elektronik.
Pada gambar dibawah ini menunjukan rangkaian diagram lampu dash yang <![if !vml]>
<![endif]>
menggunakan sebuah Rheostat bentuk sakelar dimm.

Gambar. 8 Rangkaian lampu dash

Lampu Kecil

Lampu ini terletak di dalam kendaraan seperti, langit-langit kendaraan, dinding step kaki, dibawah dash, di samping atau dibelakang pilar.

Lampu tersebut didesain untuk menerangi bagian dalam mobil ketika pintu terbuka. Hal ini dapat mempermudah pengendara atau penumpang melihat bagian dalam kendaraan pada malam hari.

Lampu kecil ini terhubung dengan sakelar pada pintu dengan cara :
<![if !vml]>
<![endif]>
Sakelar lampu pada pengisian jalur positif
Gambar. 9 sakelar lampu pada pengisian jalur positif

Pada rangkaian jenis ini, daya yang dipakai melalui sekering ke tiap-tiap sakelar pintu. Ketika salah satu dari pintu terbuka, kontak pada sakelar akan menutup, sehingga arus memproses lampu melalui bolam ke masa(ground)

<![if !vml]>
<![endif]>
Pintu sakelar diisolasi pada baris kembali ke ground
Gambar. 10 Pintu sakelar diisolasi pada baris kembali ke ground

Dengan bentuk rangkaian ini daya dipakai melalui sekering menuju ke bolam. Kemudian mencari ground dari salah satu sakelar pintu untuk melengkapi rangkaian dan membiarkan arus mengalir.
Pengontrol Waktu Lampu Kecil
Rangkaian lampu interior juga bergabung dengan pengontrol waktu. Dengan pengontrol waktu yang dipasang pada rangkaian, setelah membuka dan menutup pintu lampu interior akan tetap menyala sesuai dengan waktu yang ditentukan.  Pada waktu tersebut anda masih mempunyai kesempatan memasukan kunci kontak dan memasang sabuk pengaman. Lampu akan mati secara otomatis sesuai waktu yang ditentukan.

Gambar yang menunjukan rangkaian lampu kecil dengan waktu(timer).
<![if !vml]>
<![endif]>
Gambar 11. Pengontrol waktu lampu kecil

Dengan meletakan unit timer pada paralel dengan sakelar lampu pintu, maka lampu kecil menyala sehingga lambat laun redup setelah pintu ditutup.

Pengoperasian
Jika pintu dibuka, sakelar lampu pintu tertutup, hal ini memperkenankan kapasitor C1 menyalurkan ke ground. Sehingga lampu interior menyala.

Jika pintu ditutup, sakelar pintu terbuka, di dalam waktu(timer) ‘ emiter’ dari Q1 dan kolektor dari Q2 menerima voltase batere terhadap lampu kecil.

Pada poin ini Q1 adalah potensial ground. Hal ini memperkenankan arus kecil untuk mengalir melalui emiter/rangkaian dasar Q1 ke dalam kapasitor. Arus yang melalui Q1 mengaktifkan transistor dan arus listrik mengalir pada emiter/kolektor menuju ke Q2

Voltase yang berada pada Q2 mengaktifkan transistor dan memperkenankan arus aliran listrik melalui lampu kecil, sedangkan aliran yang menuju emiter/kolektor ke ground.

Cara Kerja Lampu Kecil
Arus listrik yang mengalir melalui emiter/rangkaian Q1 dan mengisi kapasitor C1. Kapasitor C1 yang telah terisi akan mendapatkan potensial . lambat laun akan membatasi arus yang mengalir terhadap Q1. Hal itu yang mengakibatkan arus yang melalui Q2 terbatas sehinga lampu kecil menjadi redup pada akhirnya ketika kapacitor C1 terisi penuh, transistor Q1 padam.


<![if !supportLists]>2.            <![endif]>Sistem Penerangan Tambahan

Lampu tambahan adalah lampu ekstra atau lampu kedua dari kendaraan. Sistem lampu tambahan tersebut biasanya dilakukan sendiri setelah kendaraan dipasarkan., walaupun beberapa pabrik kendaraan telah menambahkan lampu tersebut sebagai standar kelengkapan.

Lampu kabut
Kegunaan dari lampu kabut adalah untuk membantu pengendara untuk melihat jalan selama keadaan tidak normal.
Untuk mencapai hal ini, lampu kabut memancarkan sinar datar lebar dan pendek

<![if !vml]><![endif]>






Gambar 12. Bentuk cahaya lampu kabut

Lensa lampu kabut berwarna putih atau kuning.

Pemasangan lampu kabut harus serendah mungkin untuk mendapatkan cahaya sinar langsung ke jalan.

Pengoperasian Lampu Kabut

<![if !vml]><![endif]>


















Gambar 13. Rangkaian lampu kabut

Pelajari jaringan lampu kabut pada gambar 13.

Untuk mengoperasikan lampu kabut, pengendara pertama kali harus menghidupkan saklar lampu kepala keposisi parkir.

Kebutuhan daya pada koil relai.

Jika sakelar lampu kabut, yang letaknya mudah dicapai pada dash, tertutup, rangkaian massa disediakan untuk koil  relai.

Dengan menutup saklar tersebut, arus yang mengalir melalui koil relai ke massa.

Energi dari koil relai dan kemagnetan menghasilkan tarikan dari angker dinamo sehingga menutup kontak relai. Arus akan mengalir melalui sekering dan relai ke lampu kabut.

Jika pengendara memilih lampu besar pada sakelar lampu, daya yang sedang digunakan untuk parkir dan koil relai akan berlebihan energi sehingga lampu kabut akan mati.

<![if !supportLists]>                                <![endif]>Ketentuan

Pengunaan relai pada sistem ini adalah untuk mencegah kemungkinan turun naiknya voltase terhadap lampu kabut, sehinga saklar yang relatif kecil dapat mengontrol lampu kabut.
Lampu Jauh
Kegunaan dari pengerak lampu adalah menambah cahaya ekstra untuk jarak yang panjang di depan kendaraan
Hal ini akan membantu pengendara ketika berjalan dengan kecepatan tinggi di malam hari.

Gambaran lampu jauh adalah seperti gambar.

<![if !vml]><![endif]>














Gambar 14. Bentuk pencahayaan lampu jauh

<![if !supportLists]>                                <![endif]>Pengkabelan Pada Lampu Jauh

Menurut peryataan /peraturan teretory lampu jauh harus tidak boleh menyala ketika lampu dekat dinyalakan. Harus sesuai dengan peryataan /peraturan teretory ketika menambah dan memasang kabel untuk sistem pencahayaan tambahan guna memastikan keamanan dan pengoperasian legal.

Pengkabelan pada lampu jauh tampak pada gambar.

<![if !vml]><![endif]>














Gambar 15. Rangkaian lampu jauh
Pengoperasian Lampu Jauh

Untuk mengoperasikan lampu jauh, pertama kali lampu besar harus dinyalakan dan posisi saklar dalam posisi sinar jauh.
Jika lampu jauh tertutup, arus akan mengalir terhadap sakelar ke koil relai kemudian ke ground.
Energi relai dan menutup hubungan
Arus dari batere melalui sekering dan kontak relai , ke lampu jauh dan kemudian ke ground.
Jika pengendara mengedipkan lampu besar pada saat mendekati kendaraan, lampu jauh akan mati dengan baik. Selama berhentinya arus yang mengalir terhadap relai koil.
Lampu indikator pada dash akan mengingatkan pengendara bahwa lampu jauh sedang menyala.

Lampu Sirene (Putar)

Jenis lampu ini digunakan oleh kendaraan darurat.
Kegunaan lampu ini adalah untuk memberitahukan pengendara lainnya tentang keberadaan kendaraan darurat dan mengunakan tindakan seperlunya.

Beberapa kendaraan yang mengunakan lampu sirene atau lampu putar adalah:
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Polisi
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Truk tronton
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Ambulance
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Mobil pemadam kebakaran

Berdasarkan jenis lampu yang digunakan oleh kendaraan, warna dari lampu adalah:
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Biru
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Merah
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Kuning sawo
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Hijau

Sebagian besar lampu sirene beroperasi dengan meletakkan bolam di dalam reflektor, dan magnet motor permanen mengitari lampu/refektor hingga 360 derajat.

Bentuk bolam ini dipasang di dalam replektor yang memastikan bahwa lampu tersebut tampak dari jarak jauh.

Daya yang digunakan angker dinamo daripada motor magnet permanen juga terhubung dengan bolam.

Untuk memastikan bahwa ketika lampu sirena menyala, keduanya berputar dan menyinari lampu.




<![if !vml]><![endif]>














Gambar 16. Lampu sirene (putar)

<![if !supportLists]>                                <![endif]>Pengkabelan Lampu Sirene

Pengkabelan lampu tersebut harus terhubung sehinga lampu dapat menyala tanpa kontak starter on. (arus batere)

Karena arus besar diperlukan oleh lampu (motor dan bolam tergabung), sistem pengkabelan harus mengunakan relai.

Tampak gambar 17 rangkaian pengkabelan secara umum pada lampu sirene.
<![if !vml]><![endif]>













Gambar 17. Rangkaian lampu sirene (putar)

Sakelar lampu sirene mengontrol aliran arus ke koil relai, yang kemudian mengontrol arus utama yang mengalir dari batere ke putaran lampu.

<![if !supportLists]>                                <![endif]>Diagnosa dan Menemukan Kesalahan

Tugas berikut ini adalah bagian bodi dan rangkaian penerangan tambahan diagnosis dan prosedur menemukan kesalahan.
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Mengecek secara visual dari kabel dan sambungan
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Mengganti bolam yang putus
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Mengetes soket bolam
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Mengecek sekering
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Melacak rangkaian hubung singkat, terbuka dan berresistansi tinggi.
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Menerawang lampu kabut/lampu jauh

Mengecek secara visual keadaan pengkabelan sistem penerangan dan penyambungan. Kerusakan pada kabel dan lemahnya penyambungan dapat meningkatkan resistensi keduannya dan dapat menurunkan voltase yang mengakibatkan lampu mengedim.

Hal-hal yang perlu diingat ketika menganti bolam:
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Pastikan rangkaian telah off
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Peganglah bolam dengan kain atau kertas handuk untuk mencegah pecahan jika bolam pecah.
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Jangan menyentuh bolam halogen dengan jari tangan.
<![if !vml]>
<![endif]> 

















Gambar 18. Pengantian lampu halogen

<![if !supportLists]>·        <![endif]>Pemasangan bolam kembali harus memperhatikan jenis, ukuran, voltase dan daya.
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Periksa bahwa soket bersih dan bebas karat
<![if !supportLists]>·        <![endif]>Periksa nyala bolam sebelum memasang lensa kembali atau tutup.

Tes soket lampu untuk daya dapat dilakukan dengan mengetes cahaya atau volmeter.
Tidak adanya daya pada soket menunjukan penyebab rangkaian terbuka oleh rusaknya kabel, tidak terhubungnya listrik atau kerusakan pada saklar.

Sekering dan fussible links dipasang pada rangkaian untuk mengadakan pencegahan terhadap rangkaian atau komponen.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Sekering dapat diperiksa secara visual atau dengan sebuah lampu test. Selalu menganti sekering putus denga ukuran dan jenis yang sama, jikalau tidak dapat mengakibatkan kerusakan  terhadap kabel. Penyebab putusnya sekering harus dibetulkan sebelum mengganti dengan yang baru.

<![if !supportLists]>·         <![endif]>Fussible links dapat diperiksa secara visual untuk tanda-tanda terbakarnya penyekatan. Jika fussible links harus di perbaiki, hal itu dapat dilakukan secara continyu dengan ohmmeter, voltmeter, lampu test.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Rangkaian singkat dan rangkaian terbuka dapat ditemukan dengan mengunakan lampu test. Rangkaian singkat akan tampak karena sekering putus atau terbakarnya pengabungan.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Rangkaian terbuka mencegah komponen kelistrikan bekerja. Menelusuri rangkaian terbuka denga mengetes daya pada suplai (kotak sekering) dan sambungan kelistrikan masing-masing antara kotak sekering dengan beban.
<![if !supportLists]>·         <![endif]>Untuk menemukan resistensi tinggi, gunakan volmeter dan mengukur penurunan voltase terhadap kemungkinan masalah pada komponen. Terlalu banyak voltase drop menyebabkan lampu mengedim. Penurunan voltase tidak boleh melebihi 0,5 volt.

<![if !vml]>
<![endif]>
Gambar 19 menunjukan lampu test yang sedang digunakan untuk memeriksa daya pada sakelar lampu berhenti.
Gambar 19. Penggunaan lampu test

Mendiagnosa kesalahan pada rangkaian kelistrikan harus selalu selalu mengikuti prosedur secara berurutan. Dengan mengacu pada diagram rangkaian kelistrikan yang ada pada buku manual, penentuan kesalahan dapat dilakukan dengan cepat dan efisien.

Prosedur menemukan kesalahan terlihat pada gambar 20 memulai dengan urutan logikal dari langkah untuk mengikuti penyebab hilangnya catu daya pada lampu kabut.
Hilangnya Catu Daya pada Lampu Kabut

<![if !vml]><![endif]><![if !vml]><![endif]><![if !vml]><![endif]><![if !vml]><![endif]><![if !vml]><![endif]><![if !vml]><![endif]><![if !vml]><![endif]><![if !vml]><![endif]><![if !vml]><![endif]>Sekering putus

Test dan memperbaiki hubungan singkat. Menganti sekering




Periksa pada sakelar lampu besar

Melepas, memperbaiki dan menganti sakelar




Periksa relai

Melepas, memperbaiki dan menganti sakelar




Kerusakan lampu besar

Menganti sakelar lampu besar




Kerusakan relai

Menganti relai




Kerusakan sakelar lampu kabut

Menganti sakelar lampu kabut




Periksa penyolderan dari relai ke lampu kabut

Kuatkan atau perbaiki timah




Putusnya filamen pada lampu kabut

Memeriksa voltase pengisian, perbaharui kedua unit lampu kabut atau bolam




Kerusakan atau korosi pada konektor

Melepas, membersihkan dan memasang konektor kembali.

Gambar 20. Flow chart menemukan kesalahan.


Kesalahan Umum pada Rangkaian Lampu Berhenti (Stop) / Belakang

Ada sejumlah kesalahan umum yang mungkin terjadi pada rangkaian

<![if !supportLists]>1.    <![endif]>Rangkaian terbuka

Rangkaian terbuka dapat terjadi dibeberapa tempat pada rangkaian misal:

  1. kesalahan penyambungan pada sakelar
  2. kesalahan penyambungan antara sekering dan pemegang sekering
  3. rusaknya pengkabelan
  4. putusnya filamen bolam
<![if !vml]><![endif]>
















Gambar 21. Rangkaian lampu berhenti/belakang

Terputusnya arus disepanjang rangkaian akan menyebabkan arus dari aliran dan rangkaian terputus, istilah ini adalah rangkaian terbuka.

<![if !supportLists]>2.    <![endif]>Rangkaian pendek

Rangkaian pendek terjadi jika arus yang mengalir sepanjang rangkaian yang telah ditentukan mendapat kesempatan untuk mengalir tanpa hambatan pada rangkaian asli sehingga mendapatkan sebuah jalur singkat untuk kembali ke batere.
<![if !vml]><![endif]>










Gambar 22. Rangkaian normal



Rangkaian normal untuk aliran arus adalah melalui sakelar, sekering dan bolam ke masa dan kembali ke batere.
<![if !vml]><![endif]>











Gambar 23. Rangkaian dengan jarak pendek ke masa

Sebagai contoh jika arus lampu menyentuh masa sebelum mencapai lampu, arus akan mengalir melalui sakelar, sekering dan mengambil jalur termudah dan langsung menuju masa daripada mengalir melalui bolam, dan kembali ke batere.

Jarak aliran arus lebih pendek, hal ini kita sebut ‘rangkaian pendek’ sebab adannya resistensi yang sangat kecil pada rangkaian pendek. Jika  arus yang mengalir dengan sangat besar akan menyebabkan sekering putus, sehingga dapat menyelamatkan rangkaian dari kerusakan.

<![if !supportLists]>3.    <![endif]>Kesalahan masa

Kesalahan masa, dalam hal ini bolam lampu stop/belakang, akan menghasilkan beberapa hasil yang aneh

Pada gambar 24 menunjukkan rangkaian lampu stop/belakang
<![if !vml]><![endif]>


















Gambar 24. Rangkaian lampu Berhenti (stop)/ belakang
Jika kedua lampu belakang dan lampu stop diaktifkan, arus mengalir disekitar <![if !vml]>
<![endif]>
rangkaian seperti digambarkan panah pada gambar 25
Gambar 25. Rangkaian lampu berhenti (stop)/belakang

<![if !supportLists]>                                <![endif]>Nyala Lampu Belakang

<![if !vml]>
<![endif]>
Kedua filamen dapat menyala pada waktu yang bersamaan jika diperlukan, mari kita lihat apa yang terjadi jika bolam A tanpa masa, kita akan melihat pertama kali ketika hanya lampu belakang diaktifkan.
Gambar 26 rangkaian lampu belakang dengan kesalahan masa
Arus akan mengalir melalui filamen lampu belakang pada bolam A, dan karena lampu tidak mempunyai rangkaian ke masa melalui dasar bolam, arus akan mengalir melalui filamen stop pada bolam A dan B untuk mendapatkan masa. Karena kelebihan resistensi di rangkaian dari dua filamen stop, filamen lampu belakang akan bersinar redup.

<![if !supportLists]>                                <![endif]>Nyala Lampu Berhenti (Stop)
<![if !vml]>
<![endif]>
Jika hanya lampu stop yang menyala, arus akan mengalir seperti tampak pada gambar 27
Gambar 27. Rangkaian lampu berhenti (stop) dengan kesalahan masa

Setelah arus mengalir melalui filamen lampu stop pada bolam A, arus akan berjalan melalui filamen lampu belakang dari kedua bolam A dan B untuk menemukan masa, lampu stop pada bolam A akan tampak redup dari pada posisi normal.
Nyala Kedua Lampu Stop dan Belakang
<![if !vml]>
<![endif]>
Gambar 28 tampak kedua lampu belakang dan stop menyala (dengan kesalahan masa pada bolam A), sebab daya yang dipakai oleh kedua filamen tersebut, perbedaan potensial adalah sama dengan sisi yang lain filamen ( + ke +), tanpa arus dapat mengalir dan begitu juga tak ada filamen yang menyala.
Gambar 28. Rangkaian lampu berhenti (stop)/belakang dengan kesalahan masa

Bolam A tidak bersinar
Bolam B bersinar dengan normal                                                                                   


Kami tidak mengetahui secara persis sumber artikel ini, kami mohon maaf jika dianggap melanggar hak cipta. Mohon segera hubungi kami lewat email atau tulis di komentar