Showing posts with label Budaya. Show all posts
Showing posts with label Budaya. Show all posts
Panen dan Pasca Panen Benih Tanaman Kentang

Panen dan Pasca Panen Benih Tanaman Kentang


A. Panen

Kualitas benih kentang ditentukan pada umur panen. Umur panen kentang bibit antara 100-110 HST, sedangkan untuk kentang konsumsi berumur sekitar 120 HST. Ciri-ciri panen yang sudah waktunya dapat dilihat dari kemungkinan kulit umbi tidak terkelupas bila terkena gesekan. Panen dilakukan saat cuaca cerah dan tidak turun hujan supaya umbi yang dihasilkan kering. Saat turun hujan biasanya panen dihentikan karena bila panen tetap diteruskan, umbi akan basah sehingga dapat menyebabkan umbi busuk dan penyimpanan di gudang sangat beresiko munculnya jamur dan sumber penyakit lainnya.]Umbi yang baru dipanen itu ditaruh dipermukaan tanah agar terjemur sinar matahari. Umbi yang sudah dipanen itu selanjutnya dikumpulkan dan dilakukan sortasi (pemilihan) awal sesuai kualitasnya. Masukkan umbi yang sudah dipilih kedalam keranjang/waring, kemudian dibawa ke tempat pengumpulan hasil panen kentang untuk penanganan lebih lanjut (pasca panen)


B. Kegiatan Pasca Panen Benih Kentang
Tahap pasca panen kentang yang perlu dilakukan supaya diperoleh umbi kentang yang bermutu baik pada dasarnya meliputi tahap pembersihan, sortasi dan grading, penyimpanan dan pengemasan. Ada pun tahap  pasca panen tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tahap Pembersihan
Tahap Pembersihan merupakan proses menghilangkan kotoran yang menempel pada umbi. Tujuannya untuk menghilangkan kotoran yang masih menempel pada umbi supaya umbi terlihat bersih. Umbi kentang dibersihkan dari segala kotoran yang menempel pada umbi seperti tanah, sisa tanaman atau akar tanaman dipangkas, kemudian  dicuci  dengan air bersih. Cara mencucinya dapat dilakukan dengan cara memasukkan umbi kedalam bak air atau dilakukan pencucian dalam air yang mengalir. Umbi-umbi yang sudah dibersihkan tersebut ditaruh 
pada terpal atau bahan lain untuk dikeringanginkan. Dalam pengeringan umbi yang baru dicuci itu jangan dikeringkan langsung pada sinar matahari.

b. Tahap Sortasi dan Grading
Tahap Sortasi dan Grading merupakan  proses pemilihan dan pemisahan umbi berdasarkan kurang baik untuk memperoleh umbi yang seragam dalam ukuran dan kualitasnya. Caranya, dengan memilih  umbi yang sudah dibersihkan itu antara umbi yang baik dan umbi yang kurang baik berdasarkan: (1) Ada tidaknya cacat pada umbi, (2) Normal tidaknya bentuk dan ukuran umbi, dan (3) Ada tidaknya serangan hama atau penyakit pada umbi. Umbi yang sudah dipilih itu dipilah-pilah lagi berdasarkan kualitas dan ukuran (grading/pengklasifikasian).
Pengklasifikasian Bibit Kentang

Ukuran
Berat per umbi (gram)
SS
<10
S
10-30
M
31-60
L
61-120
XL
>120


c.  Tahap Penyimpanan

Dalam Tahap Penyimpanan, setelah umbi kentang dimasukkan kedalam wadah berupa kotak kayu/krat/keranjang/waring, kemudian wadah itu dimasukkan ke dalam ruang penyimpanan yang disusun secara rapi. Jika wadah berisi kentang itu disimpan dalam gudang, usahakan gudang penyimpanan mempunyai ventilasi udara yang cukup supaya sirkulasi udara lancar dan kelembabannya sekitar 65-75%dan gudang dalam keadaan bersih

d.  Tahap Pengemasan
Tahap Pengemasan bertujuan untuk melindungi hasil terhadap kerusakan, mengurangi kehilangan air, dan mempermudah pengangkutan dan perhitungan.Caranya, umbi yang sudah dipilih sesuai kualitasnya dikemas dalam wadah tertentu, misalnya dengan karung, jaring plastik/waring yang bersih dan tidak ada sisa bahan lainnya. Wadah berisi kentang itu ujungnya ditutup rapat-rapat, misalnya dijahit dengan jarum karung atau tali plastik.


Daftar Pustaka

·          Widodo, M., Makalah, Jakarta: Pusat Penyuluhan Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian.
·          Rachmat, M., 2006, Buku Tahunan Hortikultura Seri Tanaman Sayuran. Jakarta: Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran danBiofarmaka, Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian.
·          Sunarjono, H., 2004, Petunjuk Praktis Budidaya Kentang. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.
·          Rismawati, L dan Rahayu, M.S., Makalah Seminar Penanganan Pasca Panen Kentang (Solanum tuberosum L.) di Hikmah FarmPangalengan Bandung.



  Dikutip dari  SItus BBPP Lembang



Perbanyakan pohon katu dengan stek daun

Perbanyakan pohon katu dengan stek daun

Setelah beberapa lama aku melakukan percobaan karena aku penasaran dengan cara alternatif budidaya pohon katu. Yang kelihatannya sangat mudah. Kemudian suatu saat aku ingin mencoba cara budidaya pohon katu yang saat ini belum lazim dilakukan oleh masyarakat. Biasanya katu ditanam dari stek batang maupun stek pucuk. Namun saya berpikir jika hanya mengandalkan cara tersebut maka hasil bibit yang didapat sangat terbatas. Dan belum mampu menyediakan bibit tanaman dalam jumlah besar.

Berdasarkan pengalaman para ahli dibidang tanaman yang sering melakukan penyediaan bibit tanaman dalam jumlah besar biasanya mereka menggunakan tehnik kultur jaringan. Namun sampai saat ini kultur jaringan masih dianggap sesuatu yang spesial. Artinya jarang orang yang mampu melakukannya karena dilakukan dengan cara yang bisa dibilang cukup rumit apabila itu dilakukan oleh para pecinta tanaman yang masih pemula. Karena biasanya kultur jaringan dilakukan dengan cara yang serba steril dan dilakukan di dalam laboraturium.




Bedasarkan gambaran tersebut kemudian saya berpikir. Baiklah saya akan meniru saja petunjuk alam yang diberikan oleh Allah. Swt melalui alam. Banyak kejadian alam yang bisa kita ambil manfaatnya. Misalnya ada tanaman liar yang tumbuh dengan subur diceleh – celah tembok yang retak. Kemudian ada juga tanaman yang tumbuh diatas genteng rumah yang atapnya tak terawat. Maksudnya atap rumah tersebut banyak sampah namun si pemiliknya gak pernah membersihkannya sehingga sampah membusuk dan jadi kompos.

Dari kejadian alam itulah kita bisa tau jika menanam tumbuhan itu tidak harus menggunakan media tanah. Namun walau hanya bermedia pecahan batu genteng, atau bekas reruntuhan bangunan pun tanaman akan tumbuh dengan baik dengan syarat makanan tanaman ini selalu terpenuhi.  Untuk itulah sebagai manusia yang diberikan akal oleh Allah, swt kita harus peka dalam membaca petunjuk dari Allah.swt.

Dari kejadian inilah mulai saat itu saya berpikir mengapa kita harus menanam tanaman hanya dengan stek batang/pucuk yang sering dilakukan oleh orang orang terdahulu kita yang hanya menjadi tradisi turun temurun. 

Saya kemudian berpikir bagaimana jika yang ditanam itu adalah daunnya. Karena jika berhasil maka kita bisa menyediakan bibit tananam dalam jumlah besar karena tak tergantung oleh jumlah batang tanaman yang sangat terbatas. Saya berpikir seperti ini mungkin orang yang belum tahu hasilnya akan berpikir jika otak saya sudah bergeser alias sinting hehehe…biarin deh.

Langkah awal yang saya lakukan adalah  mengambil tangkai daun yang sudah tua namun belum ada tanda menguning. Hal ini saya pilih karena daun tua tidak mudah layu dan sudah memiliki klorofil yang cukup untuk melakukan photosintesis. Hal ini penting untuk membatu proses pertumbuhannya.

Photo Calon bibit

Kemudian saya melalukan perendaman pangkal tangkai daun dengan air bersih. Ingat air harus bersih ditandai dengan warna yang jernih dan tidak mengeluarkan bau busuk. Kita kontrol tiap hari. Jika warna air berubah agak keruh jangan tunggu lama lama. Cepat ganti aja karena jika kelamaan gantinya nanti daun akan busuk berarti gagal percobaannya. Tetapi biasanya air bisa tahan lama tidak busuk asal jangan kebanyakan daun yang direndam dalam satu tempat. Nek bahasa jawane coro wong lendah kuwi  le ngekom ojo okeh okeh. Nek arep okeh yo wadae sing okeh. Ngono kui bos maksudku

Bibit direndam dalam air

Kalau sudah direndam tunggu aja beberapa hari kalau akar sudah ada yang  keluar baru kita tanam pada media padat. Ya kalau saya pribadi dan saya sarankan juga dipot aja dulu, jangan langsung ditanam dikebun. Biar akarnya kuat dan beradaptasi dulu. Tetapi kalau langsung dipindah ketanah pekarangan juga boleh tetapi jika cuaca panas harus disungkup dulu dengan kantong plastik atau botol akua yang dipotong ujungnya lalu ditutupkan posisi terbalik.  Nek bahasaku bibite dikurungi ben ora alom.


Bibit mulau berakar setelah direndam

Kita bisa juga menanam pohon katu ini tidak harus dipekarangan. Didalam pot oke juga kok. Karena perawatannya juga tidak suli asal media tempat pohon ini tumbuh harus memiliki nutrisi yang cukup untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Karena pohon katu hanya dimanfaatkan daunnya saja maka nutrisi yang paling banyak diperlukan adalah unsur Nitrogenya. Kita bisa menyiramnya dengan melarutkan urea sebanyak 1 sendok teh  kedalam 5 liter air. Lalu siramkan pada media tanaman. Cara ini bisa kita lakukan 2 minggu sekali. Atau kita lihat kondisi tanaman. Cara yang saya berikan ini bukan aturan pokok. Tergantung dari kesuburan medianya.

Photo pohon katu dalam pot

Selain cara yang saya tulis diatas jika kita tak memiliki ketelatenan dalam merawat tanaman kita bisa meakukan penamanan daun katu secara langsung. Namun keberhasilannya cukup rendah jika kita lakukan pada musim kemarau. Karena cuaca panas sehingga daun katu lebih cepat kering sebelum tumbuh akar. Caranya juga sangat mudah.

Ambil saja daun katu yang sudah tua seperti yang saya contohkan dalam foto halaman paling atas. Buang sebagian daunnya yang dekat dengan pangkal tangkai daun. Ini dimaksudkan untuk mengurangi penguapan daun agar daun tidak cepat kering dan akirnya mati.

Tancapkan tangkai daun yang telah kita pilih kedalam tanah. Cara menancapkannya jangan langsung menggunakan tangkai daunnya. Tepai lubangi tanahnya lebih dulu menggunakan lidi jika tanah sudah berlubang masikkan tangkai daun kedalam lubang tanah. Sebelum tanah digunakan untuk menanam gemburkan dulu medianya agar air siraman mudah meresap namun juga mudah mengalir (tidak becek). Penggemburan tanah berfungsi untuk memudahkan akar menerobos pada sela-sela tanah dan akar bisa mendapatkan pasokan oksigen yang ada didalam tanah. Oksigen ii sangat diperlukan oleh tumbuhan. 

Karena jika tumbuhan kekurangan oksigen maka penyerapan nutrisi yang dilakukan oleh akar menjadi tidak maksimal. Cara seperti ini saya sarankan dilakukan hanya pada waktu musim hujan. Biasanya keberhasilan lebih tinggi dibanding dengan musim kemarau karena daun lebih tahan lama tidak cepat kering. Dan panas matahari tidak terlalu terik.

Demikian sedikit bebagi mungkin sudah banyak yang lebih dulu tahu tentang teori ini. Namun jika ada yang belum tahu semoga ini bisa bermanfaat. Terimakasih atas waktunya mengunjungi blog kami. Dan saya minta saran sarannya yang membangun untuk blog ini. Karena saya masih belajar untuk menulis dan tidak ahli menyusun kalimat.

Wassalam……






Cara Pembuatan Pestisida Nabati Dari Bawang putih (Allium sativum L)

Cara Pembuatan Pestisida Nabati Dari Bawang putih (Allium sativum L)

    Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan  pestisida nabati adalah:
    (1) murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani.
    (2) relatif aman terhadap lingkungan.
    (3) tidak menyebabkan keracunan pada tanaman.
    (4) sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama.
    (5) kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
    (6) menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.


    Sementara, kelemahannya adalah:
    (1) daya kerjanya relatif lambat.
    (2) tidak membunuh jasad sasaran secara langsung.
    (3) tidak tahan terhadap sinar matahari.
    (4) kurang praktis.
    (5) tidak tahan disimpan. 
    (6) kadang-kadang harus diaplikasikan / disemprotkan berulang-ulang.



    Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Namun, apabila tidak dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan kuas penyapu (pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebut dicelupkan kedalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian dikibas-kibaskan pada tanaman.

    Supaya penyemprotan pestisida nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke bagian tanaman dimana jasad sasaran berada. Apabila sudah tersedia ambang kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya  berdasarkan ambang kendali. Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama seteliti mungkin. Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan pengendalian.

    Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu:  
    (1) merusak perkembangan telur, larva dan pupa. 
    (2) menghambat pergantian kulit. 
    (3) mengganggu komunikasi serangga. 
    (4) menyebabkan serangga menolak makan. 
    (5) menghambat reproduksi serangga betina. 
    (6) mengurangi nafsu makan. 
    (7) memblokir kemampuan makan serangga. 
    (8) mengusir serangga. 
    (9) menghambat perkembangan patogen penyakit.


    Salah satu pestisida nabati yang bisa anda coba yaitu dengan membuat dari ektrak bawang putih. sedangkan bahan dan cara membuatnya adalah sebagai berikut.

    Ekstrak bawang putih

    1. Bahan dan Alat :
    2. 85 gram bawang putih
    3. 50 ml minyak sayur
    4. 10 ml deterjen/sabun
    5. 950 ml air
    6. Alat penyaring
    7. Botol


    Cara Pembuatan :
    Campurkan bawang putih dengan minyak sayur. Biarkan selama 24 jam. Tambahkan air dan sabun. Aduk hingga rata. Simpan dalam botol paling lama 3 hari.

    Cara Penggunaan :
    Campurkan larutan dengan air dengan perbandingan 1 : 19 atau 50 ml larutan dengan 950 ml air. Kocok sebelum digunakan. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang OPT pada pagi hari

    OPT Sasaran :
    Ulat, hama pengisap, nematoda, bakteri, antraknos, embun tepung

    Ekstrak bawang putih cara 2

    Bahan dan Alat :

    1. 2 siung bawang putih
    2. Deterjen/sabun
    3. 4 cangkir air
    4. Alat penumbuk/blender
    5. Alat penyaring
    6. Botol

    Cara Pembuatan :
    Hancurkan bawang putih, rendam dalam air selama 24 jam. Tambahkan air dan sabun. Saring. Masukkan dalam botol

    Cara Penggunaan :
    Tambahkan larutan dengan air dengan perbandingan 1 : 9 air. Kocok sebelum digunakan. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang ada pagi hari

    OPT Sasaran :
    Cendawan

    Ekstrak minyak bawang putih cara 3
    Bahan dan Alat :
    1. 100 gram bawang putih
    2. 2 sendok makan minyak sayur
    3. 10.5 liter air
    4. 10 ml deterjen/sabun Deterjen

    Cara Pembuatan :
    Hancurkan bawang putih. Rendam dalam minyak sayur selama 24 jam. Tambahkan ½ liter air dan deterjen. Aduk hingga rata. Saring

    Cara Penggunaan :
    Tambahkan 10 liter air kedalam larutan. Aduk hingga merata. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang OPT pada pagi hari

    OPT Sasaran :
    Hama kubis, belalang dan kutudaun

    Minyak bawang putih
    Bahan dan Alat :

    1. 50 ml minyak bawang putih
    2. 950 ml air
    3. 1 ml deterjen/sabun

    Cara Pembuatan :
    Tambahkan sabun ke dalam minyak bawang putih. Aduk hingga rata. Tambahkan air. Aduk

    Cara Penggunaan :
    Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hari

    OPT Sasaran :
    Ulat buah tomat
    Ulat penggerek umbi kentang
    Wereng padi
    Nematoda
    Sumber: http://epetani.pertanian.go.id/

    Cara mudah menanam pohon sirsak dengan pucuk daun

    Cara mudah menanam pohon sirsak dengan pucuk daun




    Sirsak merupakan buah dengan berbagai kasiat untuk pengObatan, sirsak mengandung berbagai zat yang sangat bermanfaat menyembuhkan berbagai macam penyakit secara alami. Sirsak berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Sirsak di Indonesia didatangkan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda ke Nusantara, yaitu pada abad ke-19, meskipun bukan berasal dari Eropa.


    Tanaman sirsak dapat tumbuh di sembarang tempat, paling baik ditanam di daerah yang cukup berair, sirsak dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Nama sirsak berasal dari bahasa Belanda Zuurzak yang berarti kantung yang asam.


    Biji buah sirsak beracun, dan dapat digunakan sebagai insektisida alami
    Buah sirsak   karbohidrat, fruktosa, vitamin C, vitamin B1 dan vitamin B2. Buah Sirsak juga mengandung   fosfor dan kalsium, dan juga memiliki kadar sodium (natrium) yang rendah, namun tinggi potasium (kalium), Perbandingan antara kalium dan natrium yang tinggi sangat menguntungkan sebagai pencegahan penyakit hipertensi.


    Sirsak mengandung komponen nongizi. Salah satu di antaranya   mengandung banyak serat pangan (dietary fiber), yang  mencapai 3,3 g per 100 g pada daging buahnya. Daun sirsak juga mengandung acetogenins, annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin, anomurine, anonol, caclourine, gentisic acid, gigantetronin, linoleic acid, muricapentocin.


    Dengan kandungan yang begitu banyak tersebut maka Daun sirsak memiliki bebeapa manfaat yang sangat luar biasa. Daun sirsak  mampu menghambat pertumbuhan bakteri,   mutasi gen,   enghambat perkembangan virus,   menghambat perkembangan parasit,   menghambat pertumbuhan tumor, membantu merileksasi otot, sebagai anti kejang.


    Selain  fungsi diatas daun sirsak juga diakini dapat membantu meredakan nyeri,   menekan peradangan, menurunkan kadar gula darah, menurunkan demam, menurunkan tekanan darah tinggi, menguatkan saraf, membantu menyehatkan jantung, membantu meningkatkan produksi asi pada itu hamil, membantu melebarkan pembuluh darah, membunuh cacing parasait, mengurangi stres, serta menguatkan pencernaan dan meningkatkaan nafsu makan.


    Perlu di ingat bahwa klaim ini dinyatakan telah berhasil dalam uji coba laboratorium, dan untuk uji coba pada Manusia belum ada bukti secara medis. Untuk mengetahui berbagai kasiat dan manfaat daun sirsak akan saya bahas pada artikel lain secara terpisah karena pada artikel ini saya hanya akan membahas tentang bagaimana cara menanam pohon sirsak dengan mudah tetapi cepat berbuah.


    Cara yang  saya lakukan ini semata mata hanyak dari hasil uji coba yang saya lakukan beberapa kali dan ternyata keberhasilannya mencapai 75%. Saya mencoba menanam pohon sirsak ini karena terinspirasi dari banakna daun sirsak yang terbuang sia sia saat dilakukan pemangkasan. Mengingat kasiat daun sirsak yang sangat banyak seperti yang telah saya tulis di awal artikel ini maka timbulah pikiran untuk memanfaatkan potongan potongan daun tadi agar bisa diawetkan yaitu dengan cara ditanam.


    Maka mulailah saya mencoba menanam potongan potongan daun sirsak ini dengan cara stek pucuk. Saya pernah coba stek batang namun hamper 100% mengalami kegagalan. Dan hanya sek pucuk saja yang berhasil saya lakukan. Mungkin diantara para pembaca ada yang memiliki pengalaman tersendiri tentang menanampohon sirsak ini mohon dishare kalau tidak keberatan agar nanti ilmu anda juga bermanfaat bagi orang lain karena ilmu yang bermanfaat jika kita iklhas maka pahalanya akan mengalir terus menerus (amal jariyah).


    Hal hal yang anda persiapkan juga tak ada yang dilakukan secara khusus. Anda cukup menyediakan pucuk pucuk daun sirsak. Kemudian potonglah daun sirsak setengah nya. Dan tinggalkan kira kira 3 samap 4 lembar daun yang sudah dirompes/ dipotong sebagian. Ini dimaksudkan untuk mengurangi penguapan pada pucuk tanaman bibit.


    Pucuk jangan terlalu tua atau terlalu muda. Pilihlah yang memiliki daun berwarna hijau tua, namun batangnya jangan yang sudah berwarna coklat. Pilih batang pucuk sirsak yang masih berwarna hijau lalu potonglah dengan pisau atau cutter yang masih tajam. Dimaksudkan agar potongan tidak memar sehingga mengurangi resiko terjangkitnya penyakit atau jika batang memar akan mudah dimasuki baktei atau jamur sehingga akan mengurangi keberhasilan stek pucuk tersebut. Cara ini berlakuk untuk hamper semua tanaman tak hanya sirsak saja.


    Kemudian olesi pada pangkal stek menggunakan getah bawang merah. Caranya anda bisa memarut bawang merah atau menghancurkan dengan cara ditumbuk, atau dengan di iris saja juga bisa. Yang penting bawang merah tadi keluar cairan. Karena yang dibutuhkan adalah cairan ini. Fungsi dari cairan bawang merah ini adalah sebagai zat perangsang akar. Agar tanaman stek ini cepat tumbuh akar.

    Masukkan pucuk sirsak kedalam media pot . setelah itu tutuplah pucuk tanaman  menggunakan kantong plastic bening. Agar pucuk tidak cepat nenguap yang akan mengakibatkan kegagalan karena pucuk menjadi kering dan akhirnya mati.



    Jagalah media tanam tetap lembab jangan terlalu banyak penyiraman agar pucuk tidak mengalami pembusukan cukup basah saja gak perlu meggenang. Usahakan memilih media yang cepat mengalirkan air keluar (porous). Biasanya kalau berhasil daun salam tidak akan rontok sampai beberapa bulan hingga akhirna kita akan melihat pucuk tunas baru mulai keluar kemudian disusul akar pada media.


    Jika ini terjadi jangan buru buru melepas sungkup  karena jika langsung dilepas
    biasanya tanaman akan langsung mati. Cara yang saya lakukan adalah dengan melobangi sungkup dengan jari. Cukup satu lubang jari sajauntuk melatih tanamam beradaptasi dengan perubahan suhu dan kelembaban udara disekitarnya. Setelah ada tanda tanda telah kuat perbesar lubangnya begitu seterusnya hingga akhirnya dilepas sungkupnya. Kemudian taruh ditempat  teduh  jangan kena sinar mata hari scara penuh dahulu. Mulailah dengan melatih beradaptasi lagi.

    Budidaya semut rangrang dari alam

    Budidaya semut rangrang dari alam



    Banyak penangkar burung berkicau yang mulai membudidayakan nya. Tetapi semakin banyaknya para pecinta burung kicauan semakin langka pula makanan alami burung tersebut. Memang banyak podusen makanan burung berkicau yang mulai tumbuh dimana mana dengan bebagai merek dari yang muah hingga yang super mahal. Dengan penambahan beberapa vitamin telah mereka produksi untuk memenuhi  kebituhan gizi pada burung pemakannya.


    Tetapi alau pun demikianmakanan alami tetap tidak boleh ditiggal kan. Mereka (para penggemar burung) akan sealu member makanan alami burung mereka. Jenis makanannyapun tergantung dari jenis burungnya. Ada jangkrik , ulat jerman, ulat hongkong dan kroto. Koto inilah yang nanti akan bahas cara budidayanya secara sederhana. Karena dengan cara sederhana ini saya yakin anda pasti akan sanggup membudidayakan semut rangrang ini. Yang dibutuhkan hanya modal kecil ditambah keuletan dalam menangani budidaya ini.


    Pertama tama yang perlu anda lakukan adalah menyiapkan tempat budi daya. Tempat ini   tak perlu luas cukup menggunakan  ruangan yang agak terbuka agar sinar bisa masuk ke ruangan budidaya. Tetapi tidak boleh 100% cahaya masuk ( tidak boleh dibawah terik matahar)i. karena semut menyukai tempat yang sejuk jauh drai keramaian kendaraan dan bebas dari asap. Dengan kata lain tempat bersih sejuk dan tidak bising. Kandang bisa menggunakan toples pastik atau botol aqua bekas ang beukuran besar. Kemudia kita biuat untuk member jalan semut agar bisa keluar masuk kedalam toples atau botol.


    Untuk mendapatkan bibitnya anda bisa membeli pada penjual bibit semut rangang. Tetapi kalau mau yang gratis anda bisa mencarinya secara langsung di alam dengan cara mengambil sarang semut rangrang menggunakan gunting dahan. Jika tempat nya pendek anda cukup dengan pisau dapur juga bisa. Yang harus diperhatikan pada waktu memetik sarang dari pihon anda harus hati hati jangan terlalu banyak guncangan karena kalau terjadi guncangan maka semut dalam sarang akan berhamburan keluar. Dan ini akan merugikan anda karena koloni yang anda dapatkan sedikit kaena semut sudah pada kabur duluan.




    Setelah sarang semut anda petik dari pohon anda harus cepat cepat memasukkannya kedalam kantong plastic atau karung  agar semut tidak pada berhamburan melarikan diri. Dalam satu kantong harus di isi satu kelompok semut tidak boleh dicampur dengan kelompok lain karena ini akan beresiko semut pada bertarung karena semut yang bukan dalam satu kelompok tidak akan bisa disatukan secara langsung. Ada tahapan tersendiri untuk menyatukannya.




    Setelah sampai sampai dirumah keluaarkan sarang semut dari kantong plastic. Kemudian pindahkan diatas kandang semut. Semut yang kita ambil sarangnya tersebut kalau kita beruntung akan mendapatkan ratu semut didalam sarang tersebut. Ratu ini lah yang nantinya akan beproduksi mengeluarkan telurnya yang akan menetas menjadi kroto. Walaupun sebenarnya kita pun bisa memelihara semut rangrang tanpa ratu tetapi hasil yang kita dapat sedikit sekali. Dan ini tidak cocok bila untuk tujuan budidaya karena natinya kita bisa dibilang buang buang waktu merawatnya. Tetapi bila engan tujuan mengembangkan koloni ya syah syah saja. Atinya anda akan memelihara semut tetapi anda akan membiarkan kroto yang dihasilkan tidak untuk dipanen tetapi dibiarkan berkembang sampai kroto berubah menjadi semut rangrang dewasa. Setelah populasi menjadi besar biasanya pada bulan bulan tertentu semut akan melahirkan calon ratu . ini terjadi secara alami yag memang sudaha diatur oleh Allah,swt. Sama seperti lbah madu atau semut lainnya.




    Untuk mempercepat pemidahan dari srang semut ke kandang baru anda bisa membuka sarang tersebut dengan merobiknya. Kalau sarang rusak biasanya semut akan segera mencari tepat baru bagi koloni meeka untuk belindung dari bahaya.  Semut akan merayap kemana mana . untuk itu jangan lupa rak semut jangan mepet dinding agar semut gak pada kabur mellalui dinding. Dan kaki meja bisa riceri mangkok berisi air untuk ngrambang jika istilah jawanya. Ya walaupun ada pengalaman dari beberapa rekan yang mengatakan semut memang gak bisa keluar atau turun meleawati kaki meja tetapi mereka melakukan terjun bebas alias menjatuhkan diri dari meja sehingga merekapun bisa lolos dan pergi mencari tempat sendiri sesuai dengan yang dia mau.




    Semut rangrang adalah binatang yang memiliki susunan sepeti pemerintahan. Mereka punya pimpinan, punya prajurit, dan punya pekerja. Mereka akan menjalankan tugas mereka masing masing. Sebagaimana layaknya seorang pemimpin ratu semut pun akan mendapatkan layanan kusus. Dia akan dirawat oleh semut pekerja. Membersihkan badan ratu dan melayani makanan bagi semut ratu. Dan semut prajurit akan siap sedia menjaga sarang mereka layaknya prajurit yang sedang berjada didepan pintu gerbang kerajaan. Biasanya semut yang sedang berjaga ini akan kelihatan lebih galak dan agresif disbanding semut pekerja.  


    Sedangkan  tugas ratu semut adalah bertelur atau dalam fungsi alamnya dia akan melajirkan rakyat baru untuk menambah jumlah akyat dalam sebuah Negara. Karena binatang tetap menganut hukum rimba. Siapa ang kuat dia yang menang. Jadi secara alami jika koloni semut memiliki jumlah anggota apaling besar biasanya koloni tersebut akan lebih kuat dan bisa menguasai daerah lebih luas dalam sebuah pohon. Jika semut sedang mencari mangsa mereka bisa pergi samapai 20 atau 50 meter dari sarangnya dan biasanya akan menyebar.





    Setelah semut menemukan tetmpat barunya semut akan memindahkan larva meeka kedalam toples atau  botol air mineral. Seperti yang anda lihat pada gambar di halaman ini. Anda akan leluasa mengontol sedah seberapa banyak kroto yanag di hasilkan karena tempatnya transparan jadi kita gak perlu membuka sarang sepeti pada sarang daun yang kita temukan dialam bebas tempat mereka hidup sebelumnya.



    Seperti halnya budidaya binatang lainnya semut pun juga pasti diperlukan makanan agar kelangsungan hidup mereka terjaga dan sesuai dengan hasil yang kita harapkan sebelumnya. Makanan semut rangrang tidak lah begitu sulit. Kita Cuma menyediakan serangga atau tulang ayam untuk dijadikan makanan semut ini.  Para perternak biasanya member jangkrik pada semut ini sebagai pakan utamaya. Dan larutan gula pasir untuk member minum semut ini. Tetapi kalau menurut saya pibadi kalau jangrik yang kita berikan adalah jangkrik yang kita dapatkan dengan cara membeli ya sma juga bihong. Kita mendapat kroto untuk kita jua. Tetapi kita beli jangkik untik makanan semut apa uni gak disebut uang berputar. Kita bisa berekpeiman satu minggu habis biaya berapa buat makanannya. Dan satu minggu dapet hasil berapa.




    Sebenarnya ada alternative untuk mengatai masalah ini. Dari awal saya sudah bilang makanan semut tidaklag susah . sebenar nya untuk makanan semut kita bisa juga mencari dialam bebas. Coba saja kita jalan jalan di pematang saah disitu banak sekali belalang belalang yang melompt saat kita  melintasi area rerumputan. Sebenarnya ini adalah potensi bagi kita. Kita tinggal siakan alat penangkapnya. Yang paling mudah adakag menggunakan sapu lidi intik menangkap belalang yang ada di permukaan reruputan. Ini pernah saya lakukan waktu saya masih kecil saya sering mencari capung menggunakan sapu lidi. Hasil tangkapan belalang tidak akan mati oleh sapu lidi. Asal jangan terlalu keras memukulnya. Saat sapu menindih tubuh belalang sapu tersebut jangan diangkat tepapi sapi kita buka pelan pelang sambil mencari dimana belalangnya setelah terlihat belalang kita ambil lalu masukkan ketempat nya ( missal kantong plastic). Kita bisa cari sebanak mungki untuk persediaan agar kita gak perlu cari belalang setiap hari. Nanti dirumah kita ttinggal memberikan belalang ini sesuai kebutukan semut yang kita pelihara. Nah ini yang dinamakan gratis biaya produksi heheheh…. Tetapi gulanya mungkin ini yang harus anda beli. Karena kita gak bisa cari gula dengan mudah dialam.


    Dibawah ini adalah sedikit kutipan dari  Buku Kupas Tuntas Budidaya Kroto Cara Modern, Penebar Swadaya, Penulis Bayou Prayoga  tentang apa itu semut rarangrang silakan dibaca.

    Rahasia Koloni Dan Siklus Hidup Semut Rangrang



    Tahukah Anda?  bahwa semut rangrang atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama weaver ant, dikenal sebagai serangga yang agresif, terutama pada saat sedang melindungi sarang serta koloninya. Pada umumnya, koloni semut rangrang dimulai oleh seekor semut betina yang sudah dikawini (haplometrosis) atau sekelompok betina yang sudah dikawini (pleometrosis). Semut rangrang merupakan jenis serangga sosial sejati (eusosial) dan kehidupan koloninya sangat tergantung pada keberadaan pohon (arboreal).


    Semut memiliki sistem koloni yang terdiri atas beberapa golongan kasta. Secara semut rangrang betina ada yang aktif secara reproduksi dan ada yang tidak subur atau mandul. Semut betina yang subur sepanjang hidupnya disebut semut ratu. Semut ratu yang telah melakukan perkawinan atau sudah lepas sayap akan membentuk sebuah koloni. Telur atau larva yang dihasilkan oleh ratu  pertama kali disebut sebagai telur pasir dan sampai menjadi kroto. Nah, kroto inilah yang ditunggu-tunggu oleh para peternak. Sementara itu, semut betina yang mandul akan menjadi semut pekerja, juga ada kasta semut prajurit. Ukuran semut prajurit sekitar 0,5-1 cm, jumlahnya ratusan bahkan bisa mencapai ribuan ekor.


    Semut rangrang dewasa hidup berkelompok dan saling bergotong-royong. Sarang semut rangrang dibuat di pepohonan dengan merekatkan daun-daun menggunakan "lem" yang berupa benang halus yang diproduksi oleh larva semut. Semut jenis ini memilih pohon-pohon tinggi seperti pohon mahoni atau pohon mangga, dikarenakan untuk melindungi dari gangguan. Semut rangrang cenderung menyukai tanaman berdaun besar namun lentur dan tanaman berdaun kecil dan banyak.




    Nah, apabila semut sudah membangun sarang, tandanya semut sudah menetapkan tempat tinggal baru. Hal ini ditandai dengan terbentuknya sarang baru dan semut pekerja yang mulai mencari dan mengumpulkan bahan makanan. Makanan semut berupa berbagai macam serangga, bangkai hewan, dan sebagainya. Sementara itu semut prajurit akan melindungi semut ratu dan para pekerja.


    Semut rangrang juga suka "memelihara kutu", karena kutu dapat menghasilkan cairan mirip madu yang rasanya manis. Cairan tersebut dibawa ke sarang untuk diberikan pada ratu semut. Jenis-jenis kutu yang dipelihara oleh semut rangrang antara lain, kutu putih (Pseudococcidae, Planococcus citri Rossi), kutu sisik hijau (Coccus viridis), kutu sisik putih, kutu persik putih (Pseudaulacaspis pentagona), kutu bor (Asterolecaniidae), dan kutu daun (Aphididae). Memang, kutu-kutu tersebut dapat dikategorikan sebagai hama tanaman. Namun kerusakan yang ditimbulkan tidak seberapa jika dibandingkan dengan kerusakan yang diakibatkan oleh hama ulat, kumbang, dan belalang.


    Populasi semut rangrang akan berkurang secara alami pada musim hujan karena mereka tidak dapat bertahan dalam genangan air dan cenderung malas keluar sarang. Jika Anda amati, para pencari kroto biasanya mendapati isi dalam sarang semut rangrang hanya ada semut, hal ini dikarenakan mereka akan menjadi kanibal. Umumnya, yang paling banyak mati adalah semut pekerja, sedangkan semut lainnya tetap tinggal di dalam sarang atau berlindung di bawah permukaan daun.


    Demikian informasi tentang Rahasia Koloni Dan Siklus Hidup Semut Rangrang. Setelah Anda membaca dan memahami isi dari artikel di atas, saya harap Anda bisa mengenal lebih dekat tentang semut rangrang yang bermanfaat untuk Anda. Terima kasih


     

                                                                                      
    Tips:
    Jika anda ingin menambah populasi semut rangrang dengan cepat anda bisa menggabungkan beberapa kelompok semut dari beberapa tepat pengambilan berbeda. Tetapi yang anda satukan bukan semut dewasa tetapi kroto yang kita ambil kita satukan maka setelah menetas menjadi semut dewasa maka kroto dari tempat berbeda bisa hidup dalam satu koloni.


    Mengintip kebudayaan  Suriname

    Mengintip kebudayaan Suriname

    Republik Suriname (Surinam), dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda adalah sebuah negara di Amerika Selatan dan merupakan bekas jajahan Belanda. Negara ini berbatasan dengan Guyana Perancis di timur dan Guyana di barat. Di selatan berbatasan dengan Brasil dan di utara dengan Samudra Atlantik.

    Di Suriname tinggal sekitar 75.000 orang Jawa dan dibawa ke sana dari Hindia Belanda antara tahun 1890-1939. Suriname merupakan salah satu anggota Organisasi Konferensi Islam.
    Wilayah Suriname mulai dikenal luas sejak abad ke-15, yaitu ketika bangsa-bangsa imperialis Eropa berlomba menguasai Guyana, suatu dataran luas yang terletak di antara Samudera Atlantik, Sungai Amazon, Rio Negro, Sungai Cassiquiare dan Sungai Orinoco. Semula dataran ini oleh para ahli kartografi diberi nama Guyana Karibania (Guyana yang berarti dataran luas yang dialiri oleh banyak sungai dan Karibania dari kata Caribs yaitu nama penduduk asli yang pertama kali mendiami dataran tersebut).

    Dalam suatu cerita fiktif "El Dorado", Guyana digambarkan sebagai suatu wilayah yang kaya akan kandungan emas. Para ahli sejarah memperkirakan bahwa cerita fiktif tersebut merupakan salah satu faktor yang mendorong orang-orang Eropa untuk bersaing menguasai Guyana.

    Masa penjajahan
    Pada tahun 1449 pelaut Spanyol, Alonzo de Ojeda dan Juan de la Cosa berlayar menyusuri pantai timur laut Amerika Selatan, yang saat itu mereka sebut Wild Coast, dan mendarat di wilayah Guyana. Vincent Juan Pinzon kemudian menguasai Guyana atas nama Raja Spanyol. Selama abad ke-16 dan ke-17, Guyana dikuasai silih berganti oleh Spanyol, Belanda, Inggris, Perancis dan Portugal.

    Pada tahun 1530 Belanda mendirikan pusat perdagangan pertama di dataran tersebut. Pada tahun 1593 raja Spanyol mengambil alih dan menguasai Guyana hingga tahun 1595, yaitu ketika para bangsawan Inggris datang dan mulai mengusai daerah-daerah pantai. Sementara itu, Belanda mulai mengembangkan perdagangannya secara bertahap di daerah pedalaman. Daerah Guyana sepenuhnya jatuh ke tangan Inggris sejak tahun 1630 hingga tahun 1639.

    Pada tahun yang sama Belanda berhasil menguasai kembali sebagian besar Guyana sedangkan Perancis menguasai daerah-daerah di samping sungai Suriname. Akibat dari persaingan tersebut, wilayah Guyana saat ini terbagi menjadi lima bagian yaitu Guyana Espanola (bagian dari Venezuela sekarang); Inglesa (Guyana sekarang); Holandesa (Suriname); Francesa (Cayenne) dan Portuguesa (bagian dari wilayah Brasil). Suriname terletak di bagian tengah dari wilayah Guyana yang telah terbagi-bagi tersebut, terbentang antara dua derajat hingga enam derajat Lintang Utara, dan antara 54 derajat hingga 58 derajat Bujur Barat dengan luas wilayah kurang lebih 163.265 kilometer persegi. Batas bagian timur wilayah Suriname adalah Sungai Marowijne yang memisahkan Suriname dengan Cayenne; di bagian selatan terdapat deretan pegunungan Acarai dan Toemoe hoemak yang memisahkan Suriname dengan wilayah Brasil. Di bagian barat berbatasan dengan wilayah Guyana yang ditandai oleh aliran Sungai Corantijne, sementara di bagian utara dibatasi oleh garis pantai Samudera Atlantik.

    Pada tahun 1651 Suriname diserang oleh Inggris dan sejak saat itu, menjadi wilayah kekuasaan Inggris hingga penandatanganan perjanjian perdamaian Breda tahun 1667. Berdasarkan perjanjian itu, Suriname menjadi wilayah kekuasaan Belanda. Namun Inggris kembali memasuki Suriname pada tahun 1781 hingga 1783 dan Suriname kemudian dijadikan daerah protektorat Inggris dari tahun 1799 hingga 1802. Melalui perjanjian Amiens, 27 Maret 1802, Suriname, Barbice, Demerara dan Essquibo berada di bawah kekuasaan Belanda, namun setahun kemudian Inggris kembali merebut wilayah-wilayah itu dan sejak tahun 1804 Suriname menjadi koloni Inggris dengan sebutan the British Interregnum.

    Selama Suriname berada di bawah kekuasaan Inggris, situasi ekonomi Suriname mengalami kemunduran. Penyebab utama adalah pelarangan perdagangan budak, sementara kebun-kebun masih sangat memerlukan tenaga buruh untuk dikelola. Selanjutnya melalui perjanjian London pada tanggal 13 Agustus 1814 dan diratifikasi dalam perjanjian Wina, Suriname dikembalikan lagi kepada pihak Belanda. Pemerintahan Suriname dipimpin langsung oleh seorang gubernur dengan didampingi oleh sebuah dewan kepolisian yang bertugas sebagai penasihat gubernur.

    Dengan dihapusnya perbudakan pada tanggal 1 Juli 1863, kehidupan ekonomi semakin tidak menentu. Pada tahun 1870, pemerintah Belanda menandatangani sebuah perjanjian dengan Inggris untuk mendatangkan imigran asing ke Suriname. Perjanjian ini diimplementasikan secara resmi pada tahun 1873 sampai 1917, di mana rombongan imigran Hindustan pertama dari India didatangkan. Kedatangan rombongan berikutnya adalah para imigran dari Jawa pada tahun 1890 - 1939. Seiring dengan ditempatkannya para imigran di sektor perkebunan, Suriname mengalami kemajuan pula dalam beberapa bidang lainnya. Telekomunikasi, pembuatan jalan raya dan pembukaan jalur hubungan laut langsung antara Suriname dan Belanda merupakan contoh.

    Menuju kemerdekaan
    Pecahnya Perang Dunia Pertama tidak memengaruhi situasi ekonomi-politik Suriname. Pada tanggal 15 Desember 1954, pemerintah Belanda bersama beberapa wakil dari Suriname menandatangani sebuah memorandum yang isinya rencana pengakhiran penjajahan. Dalam sebuah Konferensi Meja Bundar pada tahun 1961, para wakil Suriname yang dipimpin oleh Perdana Menteri Johan Adolf Pengel menuntut dibentuknya sebuah pemerintahan sendiri. Tuntutan itu semakin menjadi setelah didirikannya beberapa partai politik yang dibentuk pada dasawarsa itu, semakin gencar menyampaikan tuntutan agar Suriname diberikan kebebasan penuh secepatnya.

    Tuntutan ini ditanggapi secara serius dengan diadakannya sebuah konferensi di Belanda pada tahun 1970. Konferensi ini diadakan untuk membicarakan persiapan pelepasan Suriname sekaligus menyusun kabinet yang terdiri dari wakil-wakil partai. Suriname selanjutnya menjadi negara merdeka sejak tanggal 25 November 1975. Walaupun demikian, perekonomian negara yang baru merdeka ini tetap sangat tergantung pada bantuan pembangunan Belanda.

    Upaya-upaya penggulingan kekuasaan
    Pada tanggal 25 Februari 1980, lima tahun setelah kemerdekaannya, Suriname diguncang oleh kudeta yang dilancarkan pihak militer yang dilakukan oleh para Sersan yang dipimpin Sersan Mayor Desiree Delano Bouterse dan Sersan Roy Dennis Horb. Peristiwa kudeta ini telah mengakibatkan jatuhnya Pemerintah Demokrasi Parlementer pertama sejak kemerdekaan Suriname.

    Setelah Rezim Militer Berkuasa, timbullah gerakan-gerakan kontra-revolusi yang bertujuan untuk mengembalikan demokrasi di Suriname dengan kudeta. Namun beberapa usaha kudeta itu gagal untuk menggulingkan rezim militer Bouterse. Kudeta tersebut di antaranya: kudeta oleh Sersan Fred Ormskerk pada 30 Maret 1980, kudeta oleh Sersan Wilfred Hawker pada 15 March 1981, dan terakhir oleh Letnan Surendre Rambocus dan Sersan Djiewansingh Sheombar yang dibantu oleh kelompok sayap kanan, kaum Buruh, dan politisi Hindustani dan Jawa, tetapi kudeta ini pun gagal.

    Sebagai reaksi terhadap pemberontakan tersebut, pada tanggal 8 Desember 1982 pihak militer melakukan penembakan terhadap 15 tokoh oposisi demonstran. Peristiwa ini telah menjadi penyebab bagi dihentikannya bantuan pembangunan Belanda kepada Suriname, yang berdampak pada semakin buruknya kondisi perekonomian Suriname. Namun hal ini tidak membuat upaya menggulingkan rezim militer berhenti, justru ini memicu muncul perlawanan yang lain dan kali datang dari Etnis Bushnegro dan Amerindian di Pedalaman Suriname. Mereka tampil sebagai penentang utama kekuasaan militer. Kelompok-kelompok militan dari kedua golongan itu adalah kelompok Mandela (Bushnegro) di bawah pimpinan mantan anggota militer Ronnie Brunswijk dan kelompok Tukayana Amazones (Amerindian) dibawah pimpinan Alex Jubitana dan Thomas Sabajo.

    Sekitar 35.000 penduduk Bushnegro dan 6.500 Amerindian telah menjadi pelaku utama pemberontakan terhadap penguasa militer. Puncak dari konflik bersenjata tersebut terjadi pada tahun 1986, yaitu ketika Pihak Militer terpaksa harus berhadapan dengan pemberontak Bushnegro yang telah bersatu dan menamakan dirinya Jungle Commando, dan satu peleton Tentara yang gagal menangkap Ronnie Brunswijk kemudian melakukan pembantaian terhadap 35 orang Bushnegro di Desa Moiwana (Moiwana Massacre). Sementara itu, dalam tahun yang sama kelompok Amerindian juga meningkatkan aksi pemberontakannya. Kemelut ini telah mengakibatkan sekitar 7000 orang Bushnegro melarikan diri ke Cayenne (Guyana Perancis) dan meminta suaka politik kepada pemerintah setempat.

    Pemerintah militer diakhiri dengan penyelenggaraan pemilihan umum pada bulan November 1987, yang telah mengembalikan kekuasaan pemerintah kepada golongan sipil. Namun, pemerintahan hasil pemilu ini tidak berjalan lama. Pada bulan Desember 1990, pihak militer kembali melancarkan kudeta tidak berdarah yang dikenal dengan sebutan Kudeta Telepon. Akibatnya pemerintah yang demokratis kembali lumpuh. Pihak militer kemudian membentuk Pemerintah Sementara yang salah satu tugasnya adalah mempersiapkan pemilihan umum yang demokratis.

    Pada bulan Mei 1991, Pemerintah Sementara telah berhasil menyelesaikan tugasnya, yaitu dengan diselenggarakannya pemilihan umum, namun hasilnya tidak sesuai dengan harapan militer, karena kemenangan berada di tangan golongan sipil. Pada bulan September tahun yang sama, telah terbentuk pemerintah yang baru, dan Drs. R.R. Venetiaan terpilih sebagai presiden dan dengan demikian, maka berakhirlah kekuasaan militer.

    Langkah terpenting yang segera diupayakan oleh Pemerintah Venetiaan adalah melanjutkan usaha-usaha ke arah perdamaian yang telah dirintis oleh pemerintah sipil sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan tugas berat bagi pemerintah yang baru terbentuk tersebut, terutama karena kondisi ekonomi dan keuangan Suriname yang sangat memprihatinkan, sebagai akibat dari kemelut politik yang berkepanjangan. Dalam melaksanakan upaya perdamaian tersebut, Presiden R.R. Venetiaan telah membentuk suatu Komisi Khusus yang bekerja sama dengan lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi terkait lainnya.

    Dalam Pemilu bulan Mei 1996 koalisi penguasa New Front (NF) dan Presiden Venetiaan mengalami kekalahan dan pemerintahannya digantikan oleh calon dari oposisi Drs. Jules Wijdenbosch Nationale Demokratische Partij (NDP) dan Radakishun Vooruitstrevende Hervorming Partij (VHP), yang terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden.

    Kemudian pada pemilu yang diselenggarakan pada tanggal 25 Mei 2000, kekuasaan berhasil diraih kembali oleh kombinasi pengusa New Front yang terdiri dari parpol Nationale Partij Suriname (NPS), VHP, Pertjajah Luhur dan Surinaamse Partij van de Arbeid (SPA). Kemenangan New Front ini mengantarkan kembali R.R. Venetiaan (NPS) ke tampuk kursi kepresidenan dan memimpin Suriname untuk masa 5 tahun (tahun 2000-2005). Sebagai Wakil Presiden telah terpilih Jules Rattankoemar Ajodhia dari partai VHP.

    Demografi
    !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Demografi Suriname

    Populasi
    Populasi Suriname terdiri dari beberapa kelompok minoritas. Kelompok terbesarnya adalah Hindustani.

    Berdasarkan Sensus Tahun 1990, sekitar 143.640 orang (34,2%) adalah keturunan Hindustani, 132.300 orang (31,5%) adalah Kreol, 95.740 orang (22,8%) adalah orang Jawa, 35.700 orang (8,5%) merupakan keturunan Bushnegro, dan 7.560 orang (1,8%) adalah Amerindian. Sisanya 5.040 orang (1,2%) merupakan keturunan Tionghoa, Eropa (Portugis, Belanda, Inggris), Yahudi Sefardim, Brasil, dan Libanon.

    Berdasarkan data statistik dari Biro Pusat Administrasi Kependudukan Suriname, jumlah penduduk Suriname pada sensus tahun 2003 tercatat 481.146 warga negara Suriname dengan rata-rata pertumbuhan penduduk 1,3 %. Selain itu terdapat pula warga asing, di antaranya: orang Brasil (45.000), orang Guyana (40.000), dan lain-lain (orang Karibia, orang Venezuela, orang Kolombia dan lain-lain mencapai 10.000 jiwa).

    Populasi Suriname berdasarkan sensus tahun 2004 adalah sebagai berikut:
    Hindu (27,4%)
    Kreol (17,7%)
    Bushnengro dan Marun (14,7%)
    Jawa (14,6%)
    Kelompok lain (6,5%):
    India
    Cina
    Boeroes (putih, petani)
    Yahudi Sefardim dan Yahudi Ashkenaz
    Libanon
    Brasil
    Ada 12,5% berasal dari campuran dan 6,6% tidak terdata
    Agama 
    Pada sensus ketujuh, tahun 2007, rasio antar-agama adalah sebagai berikut:

    40,7% Kristen (Katolik Roma, Peerke Donders, Reformed, Protestan, Moravia)
    19,9% Hindu
    13,5% Islam
    5,8% tradisional dan agama lainnya
    4,4% tak beragama
    15,7% tidak terdata

    Bahasa
    Bahasa Belanda merupakan bahasa resmi di Suriname. Orang Suriname juga berbicara bahasa mereka: Sranang Tongo, bahasa Hindustani, bahasa Jawa Suriname, dan lainnya. Dan juga bahasa asal bahasa Karibia dan bahasa Arawakan, orang India Suriname juga bicara bahasa mereka sendiri. Selain itu, bahasa Inggris juga digunakan luas, terutama dalam fasilitas dan toko yang berorientasi pariwisata.

    Lambang Negara
    Lambang Suriname
    Lambang negara Suriname digambarkan dalam bentuk dua orang Amer-Indian yang memegang busur panah dan mengapit sebuah perisai berbentuk oval, berdiri di atas pita dengan tulisan Justitia Pietas, Fides.

    Tergambar dalam perisai tersebut, di sisi kiri sebuah kapal layar dan di sisi sebelah kanan sebuah pohon sejenis palma. Kedua gambar tersebut dipisahkan oleh garis vertikal mengikat sebuah segi empat belah ketupat tepat di tengah perisai, dan di dalam segi empat belah ketupat tersebut tergambar bintang segi lima.

    Distrik dan resor
    Peta distrik di suriname
    !Artikel utama untuk bagian ini adalah: Distrik di Suriname
    Suriname dibagi menjadi 10 distrik:
    Brokopondo
    Commewijne
    Coronie
    Marowijne
    Nickerie
    Para
    Paramaribo
    Saramacca
    Sipaliwini
    Wanica
    Suriname dibagi lagi menjadi 62 resor (ressorten).

    Topografi 
    Daratannya dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

    Daerah pesisir/pantai
    Daerah pesisir / pantai muda, terbentuk dari tanah liat yang pekat, antara pasir pantai dan gugusan karang yang terletak di bawah permukaan laut. Sedangkan pantai tua sebagian besar wilayahnya terletak di atas permukaan laut. Kedua daerah ini, sejak diperkenalkannya sistem “polder“ dan pompanisasi, berkembang menjadi daerah pertanian subur dan wilayah pemukiman penduduk. Namun 2 tahun belakangan ini, lahan-lahan pertanian tersebut banyak yang terlantar akibat krisis keuangan untuk pengelolaan sistem irigasi yang bergantung kepada pompa.

    Daerah sabana
    Daerah Sabana merupakan daerah yang tertutup pasir dan sangat gersang. Di daerah ini hanya tumbuh jenis rumput-rumput tertentu.

    Daerah dataran tinggi
    Daerah dataran tinggi, terletak di sebelah selatan, sepanjang perbatasan dengan wilayah Brazil. Sebagian besar daerah ini tertutup oleh hutan tropis yang menghasilkan kayu berkualitas tinggi (kayu keras).

    Flora dan faunaLebih dari 80 % tanah Suriname masih berupa hutan belukar yang di dalamnya hidup berbagai jenis/species tumbuhan dan satwa. Suriname terkenal kaya akan jenis floranya. Di lain jenis tumbuhan yang terkenal adalah jenis kayu keras seperti Bruinhard, Purplehard dan Zwartekabes. Kayu-kayu tersebut diekspor dan merupakan sumber devisa negara yang sangat penting. Di samping itu, Suriname juga terkenal dengan berbagai jenis satwa, baik yang sudah diternakkan maupun yang masih merupakan binatang liar.

    Dikutip dari media lain tentang suriname bias and abaca sebagai berikut.

    Majalah Pertiwi, Tahun 6, Oktober 1991, hal. 112-113
    Wanita Jawa di Suriname (1)
    (Javanese women in Suriname II) 

    Oleh Kundalini Yoga Meditasi *

    Nasi Gulai di Suriname

    Upaya pengerahan tenaga kerja telah memindahkan kira2 33 ribu orang Jawa ke Suriname selama setengah abad sejak tahun 1890 untuk bekerja di perkebunan. Kebanyakan dari buruh ini menetap di Suriname seusai kontraknya selama lima tahun. Kira2 seperempat dari jumlah buruh itu kembali lagi ke pulau Jawa. Di antara me-reka ada beberapa puluh orang yang sampai sekarang masih menetap di Jakarta. Juga ada yang melanjutkan perantauannya dari Suriname ke Negeri Belanda (kira2 22 ribu orang). Keluarga nenek Juariah adalah salah satu dari keluarga Jawa-Suriname yang berada di negeri Belanda. 

    Hidup di perantauan, di tengah2 perkebunan di Suriname seperti yang dialami oleh nenek Juariah dan kakek Sawigeno, tidaklah ha-nya menimbulkan rasa kesepian melainkan juga perasaan jauh dari kampung halaman dan kebudayaannya yang asli. Guna mengurangi rasa sepi dan terasing itu, buruh2 di lingkungan "penangsi" (perkebunan) tersebut sering berkumpul dan mengadakan selamatan pada hari2 atau peristiwa2 tertentu. Di kalangan mereka beberapa aspek buda-ya Jawa tertentu tetap dipelihara dan terus dikembangkan, sebatas ingatan dan interpretasi individu2 pengemban budaya itu. Bagaimanakah orang Jawa di Suriname memelihara dan meneruskan kebudayaan Jawa ini ?

    Mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan Jawa
    Di kampung "penangsi" itu tidak ada kegiatan apa2 lagi selain be-kerja. Karena tidak ada hiburan maka pada malam hari atau pada hari Minggu, para penghuni kampung itu berkumpul untuk mengobrol. Kadang2 mereka juga mengadakan perhelatan dengan pertunjukan wa-yang kulit atau kuda kepang. Mereka juga merayakan perkawinan, khitanan atau lebaran dengan selamatan. Selamatan ini adalah sa-lah satu aspek kebudayaan Jawa yang dipertahankan dan diteruskan kepada generasi yang muda. Penerusan kebudayaan dan adat ini terjadi di kalangan sanak keluarga dan teman2 sekelompok saja. 

    Kelompok orang Jawa di tanah rantau itu ingin mempertahankan bu-dayanya sendiri, tetapi mereka harus mengandalkan daya ingatnya saja sebab pada masa itu hampir tidak ada kontak dengan orang2 di tanah air. Budaya ini lalu diajarkan dan diteruskan kepada anak dan cucu mereka sebagai suatu tradisi. Tidaklah mengherankan jika kebudayaan itu kini tidak persis sama dengan apa yang kita lihat sekarang di Jawa. "Kebudayaan Jawa-Suriname mendapat pengaruh da-ri budaya suku2 lain di Suriname bahkan juga dari kebudayaan Ba-rat", kata Bapak Sariman, salah seorang tokoh penting dari kelompok Suriname di Negeri Belanda, yang membuat skenario film seja-rah dokumenter "Tembang Seratus" tentang kelompok orang Jawa-Suriname. Pengaruh Barat terlihat misalnya dalam gaya tarian Jawa di film itu. Dengan pengaruh budaya lain tersebut maka budaya Jawa-Suriname berkembang berbeda dari kebudayaan Jawa di Indonesia walaupun asalnya sama. 

    Dalam melaksanakan dan meneruskan adat kebiasaan, tata cara dan kesenian Jawa, orang2 Jawa di Suriname memakai perangkat yang me-reka bawa dari Jawa (gamelan, dsb). Di samping itu mereka membuat sendiri alat2 kesenian mereka, seperti misalnya wayang kulit dan kuda kepang. Kedatangan konsulat Indonesia di Suriname membantu memberi bentuk baru dan memperbesar variasi dalam perkembangan kebudayaan Jawa, seperti misalnya dalam tari-menari, kata ibu Po-nirah, putri nenek Juariah. Tetapi kadang2 pembaruan budaya itu dianggap aneh dan tidak selalu mudah diterima, misalnya tentang pencak silat. Orang2 Jawa di Suriname menganggap pencak silat itu sebagai suatu falsafah pengendalian diri, dan bahkan ada unsur magi-nya. Oleh sebab itu ketika konsulat Indonesia memperkenalkan pencak silat sebagai suatu cabang olah raga dan bahkan mengadakan perlombaan pencak silat, masyarakat Jawa-Suriname tidak dapat me-nerimanya begitu saja. 


    Selain kesenian, beberapa aspek yang dianggap penting bagi kehidupan keluarga juga dipertahankan, seperti khinatan anak laki2, upacara/adat perkawinan, upacara "witonan" bagi wanita yang hamil 7 bulan dan upacara turun tanah bagi anak yang baru belajar ber-jalan. Keluarga nenek Juariah dan ibu Ponirah masih melakukan upacara2 adat tersebut. Pelaksanaan berbagai upacara adat itu di-lakukan oleh orang yang ahli dalam bidang tersebut, yaitu dukun "manten" (perias pengantin) dan dukun sunat. Dukun2 itu, dan juga dukun bayi, datang ke Suriname bersama dengan kelompok pekerja kontrak pada akhir abad lalu. Di Negeri Belanda pun kini tersedia perias pengantin Jawa-Suriname yang menyewakan peralatan pengantin. Hanya pertolongan persalinan dan khitanan telah dilakukan oleh dokter.


     Republik Suriname (Surinam), dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda adalah sebuah negara di Amerika Selatan dan merupakan bekas jajahan Belanda. Negara ini berbatasan dengan Guyana Perancis di timur dan Guyana di barat. Di selatan berbatasan dengan Brasil dan di utara dengan Samudra Atlantik.

    Di Suriname tinggal sekitar 75.000 orang Jawa dan dibawa ke sana dari Hindia Belanda antara tahun 1890-1939. Suriname merupakan salah satu anggota Organisasi Konferensi Islam.

    Wilayah Suriname mulai dikenal luas sejak abad ke-15, yaitu ketika bangsa-bangsa imperialis Eropa berlomba menguasai Guyana, suatu dataran luas yang terletak di antara Samudera Atlantik, Sungai Amazon, Rio Negro, Sungai Cassiquiare dan Sungai Orinoco. Semula dataran ini oleh para ahli kartografi diberi nama Guyana Karibania (Guyana yang berarti dataran luas yang dialiri oleh banyak sungai dan Karibania dari kata Caribs yaitu nama penduduk asli yang pertama kali mendiami dataran tersebut).

    Dalam suatu cerita fiktif “El Dorado“, Guyana digambarkan sebagai suatu wilayah yang kaya akan kandungan emas. Para ahli sejarah memperkirakan bahwa cerita fiktif tersebut merupakan salah satu faktor yang mendorong orang-orang Eropa untuk bersaing menguasai Guyana.

    Budaya Republik Suriname

    Banyaknya orang keturunan jawa di Suriname sehingga tradisi dan adat istiadat Jawa juga banyak tersebar disana. Tidak kecuali juga dengan Agama Islam. Jumlah penduduk yang beragama Islam di Suriname kurang lebih sampai 15%, dimana hampir sebagian besar pemeluknya adalah orang keturunan Jawa.

    Yang Unik dari pemeluk agama Islam di Suriname adalah tempat ibadah mereka yaitu Masjid yang mempunya dua arah kiblat yang berbeda, bahkan bertolak belakang. Seperti diketahui bahwa Suriname secara geografis letaknya berada di sebelah barat Mekah, Arab Saudi. Sedangkan Indonesia sendiri secara geografis berada disebelah timur kota Mekah dimana bangunan Ka’bah sebagai kiblat umat islam ada didalamnya.

    Dalam menjalankan sholat orang Islam diwajibkan untuk menghadap kiblat, yaitu menghadap Ka’bah. Umat Islam Indonesia dalam menentukan arah kiblat secara umum adalah dengan menghadap ke arah barat. Dan inilah yang sebagian umat meyakininya bahwa arah kiblat adalah barat.

    Sehingga pada jaman dahulu orang Jawa yang beragama Islam banyak di dibawa ke Suriname untuk dijadikan kuli kontrak dan akhirnya turun temurun jadi warga negara Suriname. Sebagai orang islam jawa, mereka membawa keyakinannya itu sampai ke suriname, demikian juga dalam hal menentukan arah kiblat.

    Banyak Masjid di Suriname yang dibangun oleh umat islam keturunan jawa ini, yang masih mengikuti tradisi leluhur orang jawa, dengan menentukan arah kiblatnya ke arah Barat. Mereka masih meyakini bahwa arah kiblat waktu sholat adalah kea rah Barat sebagaimana yang leluhur mereka lakukan di Indonesia.

    Dan seiring dengan berjalannya waktu dan semakin banyaknya pengetahuan tentang agama Islam terutama tentang menentukan arah sholat, kaum muda Islam Suriname mulai pelan-pelan merubah pandangan yang meyakini sholat itu menghadap ke Barat, dengan merubah/ membangun tempat ibadah baru dengan arah kiblat yang benar yaitu mengarah ke Ka’bah (kota Mekah) yang kebetulan di Suriname menghadap ke Timur.

    Secara pelan-pelan, mereka mencoba merubah pandangan kaum tua untuk mengarahkan arah sholatnya ke timur. Upaya ini ada tingkat keberhasilannya tapi masih belum bisa semuanya. Sampai saat ini masih banyak ditemui masjid-masjid yang arah kiblatnya masih menghadap ke arah Barat.

    Generasi muda di Suriname saat ini sudah lebih fleksibel dalammemberikan nama. Mereka bukan hanya sekedar memasukkan unsurbudaya Jawa dalam nama anak-anak mereka, namun sudah mengkombinasikannyadengan budaya Latin yang hidup di sana.

    Awal mula Surinamedipenuhi oleh penduduk etnis Jawa. Pada masa Indonesia dijajah Belanda,banyak orang Jawa yang dikirim ke sana sebagai buruh dan bekerja diperkebunan tebu. Saat itu ada sekitar 33.302 orang Jawa yang dikirim.

    Seni dan budaya dari Jawa yang masih berkembang di Suriname seperti tari-tarian, kesenian Djaran Kepang (kuda lumping), Ludruk, Reog ataupun kabaret yakni semacam ludruk yang pemainnya semuanya laki-laki, termasuk untuk memerankan tokoh perempuan.

    Lagu-lagu berbahasa Jawa, baik dari Indonesia maupun asli karya seniman-seniman musik Suriname masih berkembang di sana dan disukai kaum muda, meskipun mereka mengakui hanya sedikit-sedikit kemampuan berbahasa Jawa.

    Gedung Sana Budaya, merupakan satu-satunya gedung kesenian di Suriname yang sering dimanfaatkan untuk mementaskan seni dan budaya Jawa seperti wayang orang, sendratari, ludruk maupun lagu-lagu berbahasa Jawa (campur sari), baik oleh penyanyi setempat diantaranya yang terkenal Edward Kasimun dan Maruf Amastam maupun dari Indonesia seperti Didi Kempot, Yan Velia, Mus Mulyadi, Verina dan lain-lain.

    Orang Jawa yang tiba di Suriname tidak hanya membawa bahasa dan adat istiadat mereka ke negara yang baru, namun juga kebudayaan mereka. Penciptaan ulang ungkapan budaya seperti wayang dan gamelan, didukung oleh pemerintah kolonial dan pemilik perkebunan di Suriname. Pada tahun 1903 misalnya, perkebunan Mariënburg membeli perangkat gamelan yang pertama. Juga disediakan tempat untuk mengadakan pertunjukan gamelan dan wayang. Setelah tiba di negeri Belanda, orang Jawa tetap mementingkan dipertahankannya kebudayaan dan jati diri mereka. Selain banyak organisasi Jawa, juga banyak individu yang berusaha untuk mempertahankan kebudayaan Jawa Suriname dan menurunkannya kepada generasi berikut.

    Kebudayaan Jawa di negara yang multi etnis tersebut, terdiri dari suku Hindustan (India), Kreol dan Bushnegro (Afrika), Jawa (Indonesia), Amerindian, China dan etnis lainnya, itu masih berkembang namun bahasa Jawa justru sudah tidak lagi mendominasi percakapan sehari-hari.

    Budaya maupun masyarakat Jawa (keturunan) memang masih berkembang dan eksis di Suriname, namun demikian bukan lagi Jawa yang “njawani” sebaliknya telah berbaur dengan kultur dan etnis yang hidup di situ sehingga terlihat sebagai Jawa yang mengglobal.

    Maka tak mengherankan jika mendengarkan lagu-lagu berbahasa Jawa di Suriname namun melodinya beriramakan musik regae ataupun pop manis bukan campur sari sebagaimana di Indonesia, karena terpengaruh kultur Karibia.


    generasi muda di Suriname saat ini sudah lebih fleksibel dalam memberikan nama. 

    Mereka bukan hanya sekedar memasukkan unsur budaya Jawa dalam nama anak-anak mereka, namun sudah mengkombinasikannya dengan budaya Latin yang hidup di sana. 


    Demikian diungkap Moestadja, saat ditemui media dalam Kongres II Diaspora, Senin malam, 19 Agustus 2013 di Jakarta Convention Center (JCC). Moestadja kemudian memberikan satu contoh nama yang merupakan kombinasi budaya Latin dan Jawa. 


    "Contohnya, Paul Salam Sumoharjo. Itu merupakan salah satu contoh nyata betapa generasi muda Suriname saat ini sudah masuk ke dalam kategori trans nasional, salah satunya disebabkan karena perkembangan teknologi yang pesat," kata  Moestadja.


    Moestadja mengakui budaya Jawa memang masih sangat kental di Suriname. Menurut dia hal itu disebabkan etnis Jawa merupakan suku terbesar keempat di Suriname setelah India Hindustani, Creole dan Maroons. 


    Dia kemudian berkisah awal mula Suriname dipenuhi oleh penduduk etnis Jawa. Pada masa Indonesia dijajah Belanda, banyak orang Jawa yang dikirim ke sana sebagai buruh dan bekerja di perkebunan tebu. Saat itu ada sekitar 33.302 orang Jawa yang dikirim. 


    "Hal itu terjadi pada periode 1819-1939, sehingga kini kami memiliki penduduk Jawa dan menjadikan penduduk kami semakin beragam," ungkap Moestadja.


    Moestadja mengaku termasuk penduduk etnis Jawa yang memiliki darah langsung dari sang ayah dan kakek. Pria yang menjabat sebagai Menteri di tahun 2010 kemudian bercerita kedua keluarganya itu berasal dari Desa Kalirancang, Kebumen, Jawa Tengah. 


    "Kakek saya membawa ayah saya yang saat itu masih berusia tiga tahun untuk ikut ke Suriname. Kakek dulu pernah kembali ke Yogyakarta, namun ayah saya tetap tinggal di Indonesia," tutur Moestadja. 


    Saat awal kepindahan ke Suriname,  Moestadja menceritakan, tidak semua orang Jawa merasa kerasan. Banyak yang mengaku kangen kampung halamannya dan ingin kembali pulang atau lazim disebut "Mulih Jowo".


    Hal itu disebabkan area lingkungan Suriname sangat berbeda dengan Pulau Jawa. Namun mantan Presiden Soekarno kala itu menyarankan sebaliknya, warga Jawa untuk tetap tinggal di Suriname dan jangan kembali. 

    Dibawah ini adalah daftar lagu lagu jawa suriname yang bisa anda putar




























    Sumber :
    youtube.com
    viva.co.id
    http://nendenmaesaroh.blogspot.com/2014/05/suriname-dalam-bingkai-etnografi.html
    http://id.wikipedia.org/wiki/Suriname