Showing posts with label Pupuk organik. Show all posts
Showing posts with label Pupuk organik. Show all posts
TEHNIK penggunaan pupuk daun

TEHNIK penggunaan pupuk daun




Pupuk merupakan bagian penting dari kebutuhan tanaman. Ini akan memnpengaruhi baik dan buruknya pertumbuhan tanaman. Pupuk meurut bentuk nya ada dua macam. Yaitu pupuk cair dan pupuk padat. Sedaangkan menurut cara pengaplikasiannya dibedakan lagi menjadi pupuk daun dan pupuk tebar. Yang akan saya bahas saat ini adalah pupuk daun.


  1. 1. Pupuk yang digunakan hanya untuk satu jenis tanaman;
  2. 2. wujud pupuk daun (cairan, Kristal halus sampai berbentuk tepung);
  3. 3. bahan pupuk daun (anorganik atau organik);
  4. 4. kadar hara yang dikandungnya pupuk daun NPK dan unsur hara mikro (Mg,Mn,Fe,Zn,B ,dll).

Memperbaiki granulasi tanah berpasir dan tanah padat sehingga dapat meningkatkan kualitas aerasi, memperbaiki drainase tanah, dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air.
Mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.
  1. konsentrasi larutan harus sesuai dengan petunjuk yang tertera pada kemasannya, 
  1. jangan menggunakan dosis yag berlebihan, 
  1. Perhatikan prekuensi pemakaiannya, biasanya ini juga sudah diatur oleh pbriknya. Gunakan sesuai pentunjuk penggunaan.
  1. Pupuk daun disemprotkan pada bagian daun yang menghadap kebawah, ini dilakukan karena sebagan besar tanaman memiliki stomata paling banyak dibagian bawah. Sehingga diharapkan penyerapan pupuk akan lebih maksimal. 
  1. Semprotlah di pagi hari atau sore hari. Ini karena pada waktu pagi dan sore stomata daun membuka lebih lebar. Sedangkan jika waktu terik matahari stomata akan menutup untuk mengurangi penguapan akibat terkena terik sinar matahari.
  1. Jangan menyemprotkan pupuk daun menjelang musim hujan, dikhawatirkan pupuk akan hilang larut oleh air hujan sehingga penggunaan jadi tidak maksimal alias pemborosan. Namun ada juga beberapa perusahaan pupuk yang mengklaim produknya tahan terhadap air hujan, tidak mudah tercuci oleh air hujan. 
  1. Bagi pemakai pupuk daun diharapkan membiasakan diri membaca keterangan yang ada pada kemasan pupuk tersebut, karena disitulah kuncinya. 
  1. Gunakan alat penyemprot kusus jangan bercampur atau bergantian dengan alat penyemprot yang digunakan untuk herbisida, karena larutan herbisida sangat kuat dan sulit dibersihkan.

  • penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti pembajakan atau penggemburan tanah agar pupuk organik dapat mencapai lapisan tanah yang lebih dalam.
  • Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering lebih baik dari pada dosis banyak yang diberikan sekaligus.
  • Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa jenis sayuran, pupuk organik sebaiknya ditempatkan pada lubang tanam satu minggu sebelum bibit ditanam.
  • Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang ideal adalah 1:1. sementara itu, perbandingan pupuk kandang dan tanah yang ideal adalah 1:3.
  • Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna (rasio C/N masih tinggi) harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik dan penanaman bibit yakni minimal satu minggu. Hal itu dilakukan untuk menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi pada tanaman ketika proses penguraian pupuk organik berlangsung.



Pupuk daun adalah jenis pupuk yag digunakan untuk menangani masalah perkembangan tanaman pada masa vegetatif dan generatif. Pupuk ini di gunakan dengan cara semprot pada daun tanaman.

Cara penggunaan semprot pada pupuk ini merupakan keuntungan tersendiri yang kita dapatkan. Karena dengan menggunakan semprotan ini maka efisiensi pupuk akan lebih baik. Dengan pemakaian yang lebih hemat namun mendapatkan hasil yang lebih baik dari pada pupuk tebar. Karena proses penyeapan nutrisi pupuk ini lebih cepat masuk ketanaman melalui stomata daun.



Penambahan pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah.Pada tanah asam, penambahan pupuk organik dapat membantu meningkatkan pH tanah.Penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan air.Daun sebagaimana kita ketahui memiliki “Mulut atau Stomata“, stomata ini membuka dan menutup secara mekanis yang diatur oleh tekanan  yang disebut dengan tugordari sel-sel penutup. Jika tekanan tugor meningkat, maka stomata akan membuka, sebaliknya apabila tekanan tugor menurun, maka stomata atau mulut daun akan menutup. Salah satu yang banyak mempengaruhi tekanan tugor adalah banyaknya air yang terbuang lewat penguapan daun (oleh matahari dan angin). Apabila kita semprotkan larutan pupuk daun tadi, maka tanaman bukan saja menyerap air tapi sekaligus zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tanaman bagi pertumbuhannya.

Ada  berbagai merk pupuk daun yang bisa kita gunakan, untuk melihat mana pupuk daun yang paling baik dan paling tepat untuk tanaman tertentu adalah yang perlu mendapat perhatian:

Bahan pupuk daun yang paling aman adalah bahan organik (non kimiawi), namun bahan pupuk daun dari anorganikpun juga cukup aman, apabila pemakaiannya sesuai dengan petunjuk dan dosis  yang tepat. Dalam pengguaan dosis ini biasanya sudah diatur oleh pabrikna yang sudah ditulis pada kemasannya.

Dalam pemakaian pupuk daun ini sudah saya singgung pada kalimat diatas yaitu menggunakan alat semprot. ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian sebelum memberikan pupuk daun terhadap tanaman yaitu:

Penyemprotan pupuk daun yang paling baik adalah pada saat pagi hari pukul 8-9 atau sore hari 3-4, karena stomata daun sedang membuka sempurna, sehingga risiko kemubaziran bias dihindari. Jangan menggunakan pupuk daun bersamaan dengan pestisida yang mengandung zat pekat, sebab dengan memberikan pupuk daun bersamaan dengan zat pekat tersebut pupuk daun akan menempel didaun tanpa bisa diserap. Masa penyemprotan bias dilakukan sekali dalam 10 hari, setelah beberapa kali penyemprotan muncullah tunas baru yang nantinya menjadi ranting dan daun, bila tunas telah muncul penyemprotan dihentikan, sebab tunas muda sangat peka terhadap pupuk, apabila tunas daun sudah cukup kuat, barulah tanaman – tanaman dilakukan penyemprotan kembali dengan pupuk daun yang kandungan P dan K nya tinggi, penyemprotan ini dilakukan 10 hari sekali. Begitu juga apabila bunga mulai mekar, penyemprotan harus dihentikan, karena bunga akan rontok atau keguguran, dan pupuk daun dapat dilakukan kembali setelah bunga telah berbentuk buah  dengan catatan yang disemprot bukan buahnya tapi daunnya. Selain hal tersebut diatas tanaman yang tidak boleh disemprot pupuk daun adalah tanaman yang baru dipindahkan kelapangan, dan apabila telah segar maka boleh dilakukan penyemprotan

Jenis-jenis Pupuk
1. Pupuk Sumber Nitrogen
Hampir seluruh tanaman dapat menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat atau amonium yang disediakan oleh pupuk. Nitrogen dalam bentuk nitrat lebih cepat tersedia bagi tanaman. Amonium juga akan diubah menjadi nitrat oleh mikroorganisme tanah, kecuali pada tembakau dan padi. Tembakau tidak dapat mentoleransi jumlah amonium yang tinggi. Untuk menyediakan nitrogen pada tembakau, gunakan pupuk berbentuk nitrat (NO3­­­­­-) dengan kandungan nitrogen minimal 50%. Pada padi sawah, lebih baik gunakan pupuk berbentuk amonium (NH4+) karena pada tanah yang tergenang, nitrogen mudah berubah menjadi gas N2. umumnya pupuk dengan kadar N yang tinggi dapat membakar daun tanaman sehingga pemakaiannya perlu lebih hati-hati.

a. Amonium Nitrat
Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan daerah panas. Pupuk ini dapat membakar tanaman jika diberikan terlalu dekat dengan akara atau langsung kontak dengan daun. Ketersediaan bagi tanaman sangat cepat sehingga frekuensi pemberiannya harus lebih sering. Amonium nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan terlalu lama.

b. Amonium Sulfat (NH4)2 SO4
Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen (N) dan 26% sulfur (S), berbentuk kristal dan kurang higroskopis. Reaksi kerjanya agak lambat sehingga cocok untuk pupuk dasar. Sifat reksinya asam, sehingga tidak disarankan untuk tanah ber-pH rendah. Selain itu, pupuk ini sangat baik untuk sumber sulfur. Lebih disarankan dipakai didaerah panas.
c. Kalsium Nitrat
Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut didalam air, dan sebagai sumber kalsium yang sangat baik karena mengandung 19% kalsium Ca. sifat lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis.

d. Urea (CO(NH2)2)
Pupuk urea mengandung 46% nitrogen (N). Karena kandungan N yang tinggi menyebabkan pupuk ini sangat higroskopis. Urea sangat mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga menguap dalam bentuk amonia.

2. Pupuk Sumber Fosfor
a. SP36
Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5.pupuk ini terbuat dari fosfat alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis dan bersifat membakar.

b. Amonium Phospat
Monoamonium Phospat (MAP) memiliki analisis 11.52.0. Diamonium Phospat memiliki (DAP) analisis 16.48.0 atau 18.46.0. pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal tanaman (styarter fertillizer). Bentuknya berupa butiran berwarna cokelat kekuningan. Reaksinya termasuk alkalis dan mudah larut di dalam air. Sifat lainnya adalah tidak higroskopis sehingga tahan disimpan lebih lama dan tidak bersifat membakar karena indeks garamnya rendah.

3. Pupuk Sumber Kalium
a. Kalium Chlorida (KCl)
Mengandung 45% K2O dan khlor, bereaksi agak asam, dan bersifat higroskopis. Khlor berpengaruh negatif terhadap tanaman yang membutuhkannya, misalnya kentang, wortel dan tembakau.

b. Kalium Sulfat (K2SO4)
Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48-52%. Bentuknya berupa tepung putih yang larut didalam air, sifatnya agak mengasamkan tanah. Dapat digunakan untuk pupuk dasar sesudah tanam. Tanaman yang peka terhadap keracunan unsur Cl, seperti tembakau disarankan untuk menggunakan pupuk ini.

c. Kalium Nitrat (KNO3
Mengandung 13% N dan 44% K2O. berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral.


4. Pupuk Sumber Unsur Hara Sekunder
a. Kapur Dolomit
Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan. Dikenal sebagai bahan untuk menaikkan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup baik. Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya sangat ditentukan oleh ukuran butiran. Semakin halus butirannya akan semakin baik kualitasnya.
b. Kapur Kalsit
Berfungsi untuk meningkatkan pH tanah. Dikenal sebagai kapur pertanian yang berbentuk bubuk. Warnanya putih dan butirannya halus. Pupuk ini mengandung 90-99% Ca. Bersifat lebih cepat larut dalam air.

c. Paten Kali (Kalium Magnesium Sulfat)
Berbentuk butiran berwarna kuning. Mengandung 30% K2O, 12% S, dan 12% MgO. Sifatnya agak sukar larut dalam air. Selain untuk memperbaiki defisiensi Mg, pupuk ini juga bermanfaat untuk memperbaiki kejenuhan basa pada tanah asam.

d. Kapur Gypsum
Berbentuk bubuk dan berwarna putih. Mengandung 39% Ca, 53% S dan sedikit Mg. Ditebarkan dalam sekali aplikasi. Jika terkena air, gypsum yang ditebarkan akan menggumpal dan mengeras seperti tanah liat (cake). Gypsum digunakan untuk menetralisir tanah yang terganggu karena kadar garam yang tinggi, misalnya pada tanah di daerah pantai. Aplikasi gypsum tidak banyak berpengaruh pada perubahan pH tanah.


e. Bubuk Belerang (Elemental Sulfur)
Umumnya, sulfor disuplai dalam bentuk sulfat yang terdapat pada berbagai jenis pupuk. Kandungan sulfat tersebut tidak berpengaruh dalam penurunan pH tanah. Selain terdapat dalam berbagai jenis pupuk, bubuk belerang adalah sumber sulfur yang terbesar, kandungannya dapat mencapai 909%. Namun, bubuk ini tidak lazim digunakan untuk mengatasi masalah defisiensi sulfur, tetapi tidak lebih banyak digunakan untuk menurunkan pH tanah. Penggunaannya tidak boleh melebihi 25 gram/m2, karena bubuk sulfur dapat mengakibatkan gejala terbakarnya daun tanaman (burning effect).

5. Pupuk Sumber Unsur Hara Mikro
Saat ini kebutuhan pupuk mikro sudah mulai terasa di Indonesia. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa tanaman padi sawah dan teh di beberapa daerah di Jawa sudah memulai membutuhkan tambahan Zn dari pupuk.

Pupuk sebagai unsur hara mikro tersedia dalam dua bentuk, yakni bentuk garam anorganik dan bentuk organik sintesis. Kedua bentuk ini mudah larut dalam air. Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam organik adalah Cu, Fe, Zn dan Mn yang seluruhnya bergabung dengan sulfat. Sebagai sumber boron, umumnya digunakan sodium tetra borat yang banyak digunakan sebagai pupuk daun. Sumber Mo umumnya menggunakan sodium atau amonium molibdat.

Bentuk organik sintesis ditandai dengan adanya agen pengikat unsur logam yang disebut chelat. Chelat adalah bahan kimia organik yang dapat mengikat ion logam seperti yang dilakukan oleh koloid tanah. Unsur hara mikro yang tersedia dalam bentuk chelat adalah Fe, Mn, Cu, dan Zn.

Selain disediakan oleh kedua jenis pupuk diatas, unsur hara mikro juga disediakan oleh pupuk majemuk yang beredar di pasaran. Pupuk slow release dan pupuk daun biasanya dilengkapi dengan satu atau lebih unsur mikro.

a. Pupuk Majemuk
Pemakaian pupuk majemuk saat ini sudah sangat luas. Berbagai merk, kualitas dan analisis telah tersedia di pasaran.kendati harganya relatif lebih mahal, pupuk majemuk tetap dipilih karena kandungan haranya lebih lengkap. Pupuk majemuk berkualitas prima memiliki besaran butiran yang seragam dan tidak terlalu higroskopis, sehingga tahan disimpan dan tidak cepat menggumpal. Hampir semua pupuk majemuk bereaksi asam, kecuali yang telah mendapatkan perlakuan khusus, seperti penambahan Ca dan Mg.

Variasi analisis pupuk mejemuk sangat banyak. Meskipun demikian, perbedaan variasinya bisa jadi sangat kecil, misalnya antara NPK 15.15.15 dan NPK 16.16.16. Variasi analisis pupuk, seperti 15.15.15, 16.16.16, dan 20.20.20 menunjukkan ketersediaaan unsur hara yang seimbang. Fungsi pupuk majemuk dengan variasi analisis seperti ini antara lain untuk mempercepat perkembangan bibit; sebagai pupuk pada awal peneneman; dan sebagai puk susulan saat tanaman memasuki fase generatif, seperti saat mulai berbunga.

Dalam memilih pupuk majemuk perlu dipertimbangkan beberapa faktor, antara lain kandungan unsur hara yang tinggi, kandungan unsur hara mikro dan harga perkilogramnya.contoh cara mempertimbangkan pemilihan pupuk majemuk, variasi analisis pupuk NPK 20.20.20 memiliki kandungan hara yang lebih tinggi daripada NPK 15.15.15, tetapi sifatnya sangat higroskopis sehingga mudah sekali menggumpal. Karena itu, variasi analisis pupuk ini sebaiknya tidak dipilih karena bagian yang menggumpal tidak dapat digunakan.


b. Pupuk Daun
Daun memiliki mulut yang dukenal dengan nama stomata. Sebagian besar stomata terletak di bagian bawah daun. Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur penguapan air dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai daun. Saat suhu udara terlalu panas, stomata akan menutup sehingga tanaman tidak akan mengalami kekeringan. Sebaliknya, jika udara tidak terlalu panas, stomata akan membuka sehingga air yang ada di permukaan daun dapat masuk dalam jaringan daun. Dengan sendirinya unsur hara yang disemprotkan ke permukaan daun juga masuk ke dalam jaringan daun.

Sebenarnya, kandungan unsur hara pada pupuk daun identik dengan kandungan unsur hara pada pupuk majemuk. Bahkan pupuk daun sering lebih lengkap karena ditambah oleh beberapa unsur mikro. Pemilihan analisis yang tepat pada pupuk daun perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang sama dengan analisis pada pupuk majemuk. Hanya saja, faktor sifat fisik dan kimia tanah tidak dijadikan sebagai faktor utama. Sebagai faktor utamanya adalah manfaat tiap unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun bagi perkembangan tanaman dan peningkatan hasil panen.

Pupuk daun berbentuk serbuk dan cair. Kualitasnya dianggap baik jika mudah larut di dalam air tanpa menyisakan endapan. Karena mudah larut dalam air, sifat pupuk daun menjadi sangat higroskopis. Akibatnya tidak dapat disimpan terlalu lama jika kemasannya telah dibuka.

Kentungan menggunakan pupuk daun antara lain respon terhadap tanaman sangat cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Selain itu, tidak menimbulkan kerusakan sedikitpun pada tanaman, dengan catatan aplikasinya dilakukan secara benar. Dalam pemakaian pupuk daun dikenal istilah konsentrasi pupuk atau kepekatan larutan pupuk. Besarnya konsentrasi pupuk daun dinyatakan dalam bobot pupuk daun yang harus dilarutkan kedalam satuan volume air. Penentuan volume air dapat diketahui dengan membaca skala pada alat semprot. Angka konsentrasi ini sering dicantumkan p[ada kemasan pupuk. Jika konsentrasi pupuk yang digunakan melebihi konsentrasi yang disarankan, daun akan terbakar.

Penyemprotan pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore hari karena bertepatan pada saat membukanya stomata. Prioritaskan penyemprotan pada bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata. Faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam penyemprotan pupuk daun. Dua jam setelah penyemprotan jangan sampai terkena hujan karena akan mengurangi efektifitas penyerapan pupuk. Tidak disarankan menyemprotkan pupuk daun pada saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke daun cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar. Contoh pupuk daun yang beredar di pasaran yaitu Gandasil Daun 14.12.14 dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu dan Zn.


c. Pupuk Organik
Kandungan unsur hara yang terdapat di dalam pupuk organik jauh lebih kecil daripada yang sempat di dalam pupuk buatan. Cara aplikasinya juga lebih sulit karena pupuk organik dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar daripada pupuk kimia dan tenaga kerja yang diperlukan juga lebih banyak. Namun, hingga sekarang pupuk organik tetap digunakan karena fungsinya belum tergantikan oleh pupuk buatan. Berikut ini beberapa manfaat dari pupuk organik.

Mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro meskipun dalam jumlah yang jauh lebih kecil.
Jenis pupuk organik yang banyak dikenal sebagai berikut

- Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak. Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan ternak, dan cara penampungan pupuk kandang.
Pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki unsur hara yang lebih besar daripada jenis ternak lain. Penyebabnya adalah kotoran padat pada unggas tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya, kandungan unsur hara pada urine selalu lebih tinggi daripada kotoran padat.seperti kompos, sebelum digunakan, pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian. Dengan demikian kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio.

Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas dan pupuk dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya berlangsung cepat sehingga terbentuk panas. Pupuk dingin terjadi sebaliknya, C/N yang tinggi menyebabkan pupuk kandang terurai lebih lama dan tidak menimbulkan panas.

Ciri-ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya yaitu berwarna cokelat kehitaman, cukup kering, tidak menggumpal, dan tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah C/N rasio kecil (bahan pembentuknya sudah tidak terlihat) dan temperaturnya relatif stabil.

- Kompos
Kompos adalah kasil pembusukan sisa-sisa tanaman yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos ditentukan oleh besarnya perbandingan antara jumlah karbon dan nitrogen (C/N ratio).
Jika C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai secara sempurna. Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama dibanding dengan C/N rasio rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara 12-15.

Bahan kompos seperti sekam, jerami padi, batang jagung dan serbuk gergaji memiliki C/N rasio antara 50-100. daun segar memiliki C/N rasio sekitar 10-20. Proses pembuatan kompos akan menurunkan C/N rasio hingga 12-15. sampai dengan proses penguraian sempurna, tanaman akan bersaing dengan mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur hara. Karena itu disarankan untuk menambah pupuk buatan apabila bahan kompos yang belum terurai sempurna terpaksa digunakan.

Kandungan unsur hara dalam kompos sangat bervariasi. Tergantung dari jenis bahan asal yang digunakan dan cara pembuatan kompos. Kandungan unsur hara kompos sebagai berikut.

- Nitrogen 0,1 – 0,6%
- Fosfor 0,1 – 0,4%
- Kalium 0,8 – 1,5%
- Kalsium 0,8 – 1,5%

Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembab, gembur dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Penggunaan dosis tertentu pada pupuk kompos lebih berorientasi untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah daripada untuk menyediakan unsur hara.

- Mikroba Penyubur Tanah
Kemajuan ilmu mikrobiologi tanah berhasil memperbanyak mikroba tanah yang bermanfaat dan mengemasnya sebagai pupuk cair. Mikroba yang telah dikemas ini kemudian disemprotkan ke tanah hingga berkembang biak dan memberi dampak positif bagi kesuburan tanah.
Jenis bakteri dan jamur yang biasa digunakan diantaranya Rhizobium, Lactobacillus, Streptomyces, Micoriza, dan Aspergillus. Jenis dan fungsi mikroba sangat beragam, cara penggunaanpun berbeda-beda. Karena itu sebaiknya baca petunjuk pada label atau brosur dengan seksamasebelum menggunakannya.
Mikroba juga membutuhkan waktu untuk berkembang biak sehingga hasil aplikasi mikroba penyubur tanah tidak langsung terlihat pada tanaman. Jumlah mikroba yang telah disemprotkan pun sangat mungkin akan berkurang karena faktor cuaca. Aplikasi mikroba sebaiknya dilaksanakan secara rutin setiap dua minggu sekali. Alat semprot yang digunakan sebaiknya bukan yang biasa dipakai untuk menyemprot pestisida, karena pestisida akan mematikan mikroba. Selain itu, tidak disarankan menyemprotkan pestisida terutama fungisida pada tanah yang telah diaplikasi mikroba.

C. Cara Aplikasi

1. Cara Aplikasi Pupuk Kimia
a. Larikan
Caranya, buat parit kecil disamping barisan tanaman sedalam 6-10 cm. Tempatkan pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup kembali. Cara ini dapat dilakukan pada satu atau kedua sisi baris tanaman. Pada jenis pepohonan, larikan dapat dibuat melingkar di sekeliling pohon dengan jari-jari 0,5-1 kali jari-jari tajuk. Pupuk yang tidak mudah menguap dapat langsung ditempatkan di atas tanah.

Setelah itu, larikan tidak perlu ditutup kembali dengan tanah. Hindari membuat larikan hanya pada salah satu sisi baris tanam karena menyebabkan perkembangan akar tidak seimbang. Karena itu, aplikasi pupuk kedua harus ditempatkan pada sisi yang belum mendapatkan pupuk (bergantian). Biasanya cara ini dilakukan untuk memberikan pupuk susulan. Tanaman dengan pertumbuhan cepat dan perakaran yang terbatas disarankan untuk menggunakan cara larikan.

b. Penebaran Secara Merata di Atas Permukaan Tanah
Cara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman. Setelah penebaran pupuk, lanjutkan dengan pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur dan pupuk organik. Cara ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata sehingga perkembangan akarpun lebih seimbang. Tidak disarankan untuk menebar pupuk urea karena sangat mudah menguap.

c. Pop Up
Caranya, pupuk dimasukkan ke lubang tanam pada saat penanaman benih atau bibit. Pupuk yang digunakan harus memiliki indeks garam yang rendah agar tidak merusak benih atau biji. Cara ini lazim menggunakan pupuk jenis SP36, pupuk organik, atau pupuk slow release.

d. Penugalan
Caranya, tempatkan pupuk ke dalam lubang di samping tanaman sedalam 10-15 cm. Lubang tersebut dibuat dengan alat tugal. Kemudian setelah pupuk dimasukkan, tutup kembali lubang dengan tanah untuk menghindari penguapan. Cara ini dapat dilakukan disamping kiri dan samping kanan baris tanaman atau sekeliling pohon. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara ini adalah pupuk slow release dan pupuk tablet.

e. Fertigasi
Pupuk dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air irigasi. Lazimnya, cara ini dilakukan untuk tanaman yang pengairannya menggunakan sistem sprinkle. Cara ini telah banyak diterapkan pada pembibitan tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI), lapangan golf, atau nursery tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Lewat cara ini, akurasi dan penyerapan pupuk oleh akar dapat lebih tinggi.

Pada pertanian intensif pemupukan sering dilakukan berkali-kali sehingga beberapa cara diatas dapat dilakukan bersama-sama dalam satu musim tanam.


2. Cara Aplikasi Pupuk Organik
Tanah berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi, atau tanah sangat padat yang mudah retak pada musim kemarau, sebaiknya diberi pupuk organik dalam jumlah besar sebelum digunakan untuk bercocok tanam. Setelah diberi pupuk organik, dilanjutkan dengan pengolahan tanah. Kedua perlakuan tersebut dilakukan supaya sifat fisik tanah membaik dan pemakaian pupuk kimia menjadi lebih efisien.

Kebutuhan dosis pupuk organik yang sangat besar seringkali menyulitkan proses penebarannya. Namun, sekarang telah dipasarkan pupuk organik yang dipadatkan dalam bentuk pelet atau konsentrat. Pupuk organik dalam bentuk tersebut lebih mudah diaplikasikan dan dosis yang diperlukan menjadi lebih kecil. Pupuk organik seperti ini diantaranya dipasarkan dengan merk dagang Ostindo, OCF, dan Green Pride.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk organik adalah sebagai berikut.





Ada banyak pupuk daun yang beredar dipasaran antara lain:
1.    Gandasil
2.   petrovita


 gratis onkos kirim

Deskripsi Produk
Jirifarm Hidroponik 08255 Ab Mix 1 L Konsentrat [Bubuk] Pupuk-Nutrisi Hidroponik Sayuran Daun

Jirifarm Hidroponik 08255 Ab Mix 1 L Konsentrat [Bubuk] Pupuk-Nutrisi Hidroponik Sayuran Daun merupakan konsentrat (bubuk) pupuk yang diformulasikan untuk budi daya pertanian hidroponik terutama sayuran daun. Nutrisi ini mengandung unsur makro dan unsur mikro yang penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada pertumbuhan tanaman hidroponik. Terdapat panduan untuk menghasilkan EC tertentu sesuai dengan kebutuhan tanaman tanpa perlu mengukur menggunakan EC meter. Telah teruji kualitasnya untuk menanam sayuran daun seperti bayam hijau, bayam merah, kangkung, pakcoy, selada, kailan, dan caisin.
  • Konsentrat (bubuk) pupuk
  • Diformulasikan untuk budi daya pertanian hidroponik terutama sayuran daun
  • Nutrisi yang mengandung unsur makro dan unsur mikro yang penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada pertumbuhan tanaman hidroponik
  • Terdapat panduan untuk menghasilkan EC tertentu sesuai dengan kebutuhan tanaman tanpa perlu mengukur menggunakan EC meter
  • Telah teruji kualitasnya untuk menanam sayuran daun seperti bayam hijau, bayam merah, kangkung, pakcoy, selada, kailan, dan caisin
  • Dimensi kemasan masing-masing (P x L x T) : 15 x 11 x 2 cm
  • Berat Kemasan masing-masing : 0.3 kg
  • Setiap 1 Liter konsentrat menghasilkan : 125 - 200
  • Liter air siap siram dengan ketentuan :
    - EC 2.2 = A 50 mL + B 50 mL + 10 Liter air
    - EC 2.5 = A 60 mL + B 60 mL + 10 Liter air
    - EC 2.9 = A 70 mL + B 70 mL + 10 Liter air
    - EC 3.2 = A 80 mL + B 80 mL + 10 Liter air
    Semakin besar EC semakin baik pertumbuhan sayurannya
  • Tersedia dalam kemasan :
    - AB Mix 1 L menghasilkan masing-masing 1 Liter konsentrat cair
    - AB Mix 5 L menghasilkan masing-masing 5 Liter konsentrat cair



=========================================================

demikian  sedikit ulasan tentang cara penggunaan pupuk daun semoga bermanfaat. Juka artikel ini banyak kesalahan dalam menulis maupun  isinyya mohon dikoreksi.

Daftar referensi:
·         Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang
·         https://www.facebook.com/permalink.php?id=260378013994770&story_fbid=409982145701022



Kontroversi Antara teori dan pengalaman Pribadi membuat pupuk cair Organik

Kontroversi Antara teori dan pengalaman Pribadi membuat pupuk cair Organik




Dalam artikelku ini ijinkan saya akan sedikit berbagi pengalaman pribadi berkaitan dengan pengalaman saya yang berhubungan dengan hoby saya sejak kecil yaitu suka mencoba dan terus mencoba terutama dalam hal pertanian.

Bertahun tahun aku suka  berekspement nanam ini nanam itu dan selalu berganti ganti menggunakan berbagai macam jenis pupuk. Baik pupuk kimia maupun pupuk organic. Tetapi ya Cuma pupuk organic buatan sendiri. Kemudian aku mulai bowsing sana berowshing sini. Aku menemukan banyak blog dan web site dari berbagai sumber. Teorinya macem macem. Lalu aku mecoba satu  persatu ya walau tidak semua aku  coba namun yang ada dalam pikiranku adalah begitu rebetnya dalam peruses pembuatannya. Dan memakan banyak biaya. Kalau sudah gitu piker piker gak jadi untung kalau buat tanaman murahan. Harga jual nya gak sebanding dengan biaya operasionalnya.



Jual Nutrend Herbafarm Pupuk Cair - 1 Liter

Herbafarm Pupuk Cair adalah pupuk bio organik yang mengandung nutrisi organik, bermanfaat bagi tanaman dan diperkaya mikrobia (cair). Keunggulan Herbafarm :
 • Diproses dari produk samping industri jamu yang berbahan baku tanaman obat dan rempah-rempah.
 • Diproses melalui proses biological complex process(BCP) 
 • Mengandung unsur hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan tanaman
 • Mengandung asam humat, asam fulvat,dan hormon tanaman 
 • Mengandung mikroba biofertilizer yang sangat berperan dalam penambatan maupun penyerapan hara oleh tanaman. 

Dosis Anjuran: 
• Pupuk Bio Organik Herbafarm diencerkan dengan air dengan dosis 2 - 5 ml/liter air. 
• Larutan Herbafarm digunakan untuk merendam benih sebelum ditanam. 
• Larutan Herbafarm disemprotkan ke lahan setelah olah tanah dan sebelum penanaman. 
• Larutan Herbafarm disemprotkan ke daerah sekitar akar (tanah),batang dan daun. 
• Penyemprotan dilakukan dengan selang 7- 10 hari sampai tanaman berbunga. 
• Penyemprotan dilakukan pada pagi hari sebelum pukul 08.00 atau sore hari pukul 16.00. 
• Aplikasi disesuaikan dengan jenis tanaman. 
• Aplikasi Pupuk Bio Organik Herbafarm dilakukan kurang lebih 3-7 hari setelah aplikasi pupuk kimia/pestisida/herbisida kimia.
==========================================================


Kemudian suatu hari  didaerah saya sedang musim panen padi dan tak lama kemudian musim tanampun tiba. Para penggarap sawah kemudian mengumpulkan keong sawah diarea sawah mereka lalu membuangnya ke jalanan. Aku kemudian timbul pikiran gimana jika keong keong itu aku bawa pulang aja . itung itung buat pakan itik saya sama si montok eh bukan maksudku si mentok, biar mereka gemuk gemuk. Lalu aku laksanakan ideku itu. Tetapi karena jumlah keong yang dibuang dari sawah itu cukup banyak dan gak mungkin aku berikan sekaligus buat pakan maka aku tamping dulu keong lainnya dalam ember, kemudian aku beri air dan juga daun daunan sebagai pakan keong agar keong tetap hidup . setiap hari air keong aku ganti dengan air bersih, tetapi air buangan tadi aku pakai untuk menyiram tanaman.

Gak Cuma tanahnya yang kusiram tetapi aku guyur seluruh daunnya dengan air keong yang baunya minta ampun. Nah dari sinilah aku mulai merasakan ke anehan pada seluruh tanamanku. Yang secara serentak mulau tumbuh tunas tunas baru dan pucuk daun yang lebih cepat tumbuh dengan warna hiaju muda dan pertumbuhannyapun lebih baik dari sebelumnya.

Dari kejadian ini aku pikir hanya kebetulan atau mungkin ini adalah pengaruh pupuk kimia yang belum ter serap saja. Kemudian akupun mulai bereksperimen kembali dengan memberikan pupuk NPK pada sebagian tanaman. Tetapi tidak semua aku beri pupuk tersebut. Kemudian aku mulai menyirami tanamanku seperti hari hari sebelumnya. Setelah satu bulan aku melihat tanaman yang aku beri pupuk NPK dan yang tidak petumbuhannya hamper tak ada bedanya. Semuanya sama sama tumbuh. Lalu mulai saat itu aku putuskan tidak member pupuk kimia jika tidak benar benar diperlukan. Selama pakai air keong sudah mencukupi aku tetap menggunakan air tersebut.
Iklan pupuk organik

Dan yang perlu diketahui bahwa penggunaan air keong tersebut tidak dilakukan fermentasi, tetapi langsung disiramkan ke daun daun tanaman. Dan yang perlu di ingat lagi bahwa tingkat kesuburan air keong dipengaruhi pula jenis daunnya. Karena setiap daun memiliki kandungan nutrisi tanaman ang berbeda beda. Tetapi secara garis besarnya rata rata air tersebut memiliki kandungan nitrogen lebih besar. Jadi tidak cocok untuk merangsang pembungaan. Dan akan lebih cocok untuk tanaman fase pertumbuhan.  Mulai saai ini aku selal menggunakan air bekas rendaman yang bercampur kotoran (tinja) keong sebagai bahan siraman tanaman. Karena aku pikir jika aku menyiram dengan air sumur maka akan lebih baik kalau disiram dengan air yang sudah bercapur dengan kotoran hewan (tinja dan air kencing keong) dan keong sendiri merupakan bahan pembuat kompos cair yang memiliki kandungan hara yang cukup tinggi. Orang sering membuat daging keong menjadi starter pengomposan .  untuk mengetahui cara membuat MOL keong anda bisa mencarinya sendiri, melalui internet.

Kesimpulan dari artikel ku ini adalah saya tidak menganjurkan anda meniru cara saya ini. Cara saya ini semata mata hanyalah pengalaman pribadi yang tidak didukung ilmu pengetahuan apapun. Karena jika menganut teori dari berbagai sumber setiap menggunakan POC harus melalui proses fermentasi minimal 7 hari. Dan banyak yang menganjurkan lebih dari 3 minggu. Dan harus di campur dengan air bersih dengan perbandingan tertentu. Tidak boleh diberikan langsung tanpa di campur.

Tetapi pengalaman saya ini saya memberikan langsung air keong yang telah bercampur tinja keong secara langsung tanpa campuran air bersih dan tanpa fermentasi. Dan saya berikan setiap hari, tak perlu menunggu berapa hari sekali. Jika memang anda ingin meniru cara saya ini, silakan saja tetapi saya tidak bertanggung jawab efek yang di timbulan dengan adanya teori ini. Anda bisa mencoba beberapa tanaman dulu sebagai media percobaan. Dan juga teori ini ter inspirasi dari beberapa teori tentang penggunaan air kolam bekas kurasan lele sebagai bahan penyiraman tanaman. Dan hasilnya sudah di buktikan oleh banyak orang mereka mengakui kesuburannya, walaupun air kurasan tersebut tidak difermentasi tetapi langsung di alirkan atau disiramkan kemedia tanam tetap saja tanaman menjadi subur dan tidak mengalami kematian akibat air kotor tersebut.

Sampai disini dulu kawan, dan do’akan agar di hari hari berikutnya efek air tersebut akan semakin baik dan sampai saat ini masih aku gunakan untuk percobaan membuat cairan untuk tanaman hidroponik organic. Jika nanti hasilnya bagus akan segera saya posting kembali.

Sekian, salam persahabatan . semoga kawan kawan pembaca selalu dalam lindungan Allah, swt.

Amiiin.

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           

Cara membuat pupuk organik cair (1)

Cara membuat pupuk organik cair (1)

♣ .Siapkan bahan-bahan berikut:
1 karung kotoran ternak,
1/2 karung dedak,
30 kg hijauan (jerami, gedebong pisang, daun leguminosa,daun orok2, dll),
100 gram gula merah atau gula pasir/tetes tebu,
50 ml bioaktivator (EM4)/MOL,
air bersih secukupnya.


♣ .Siapkan tong plastik kedap udara ukuran 100 liter sebagai media pembuatan pupuk, satu meter selang aerotor transparan (diameter kira-kira 0,5 cm), botol plastik bekas air mineral ukuran 1 liter. Lubangi tutup tong sebesar selang aerotor.

♣ .Rajang bahan-bahan organik yang akan dibuat bahan pupuk. Masukkan kedalam tong dan tambahkan air,

komposisinya:
2 bagian bahan organik, 1 bagian air. Lalu aduk sampai rata.

♣ .Larutkan bioaktivator seperti EM4/mol + gula merah/pasir 5 liter air aduk sampai rata. Lalu tambahkan larutan tsb ke dalam tong yang berisi bahan pupuk.

♣.Tutup tong dengan rapat, kemudian masukan selang melalui tutup tong yang sudah diberi lubang. Rekatkan tempat selang masuk sampai tidak ada lubang udara. Biarkan ujung selang yang lain masuk kedalam botol yang sudah diberi air.

♣. Pastikan harus benar-benar rapat, sebab reaksinya akan berlangsung secara anaerob.

Fungsi selang adalah untuk menyetabilkan suhu campuran bahan dengan membuang gas yang dihasilkan tanpa harus ada udara dari luar yang. masuk ke dalam tong.

♣. Tunggu sampai 7-10 hari. Untuk mengecek tingkat kematangan, buka tutup tong dan cium bau adonan. Bila berbau seperti tape, adonan sudah bisa diaplikasikan.

♣. Pisahkan antara cairan dan ampasnya dengan cara disaring.

Gunakan saringan kain. Ampas adonan bisa dipakai untuk pupuk organik padat.

♣. Masukkan cairan yang telah melewati penyaringan pada botol, tutup rapat. Pupuk organik cair telah jadi. Apabila dikemas dengan baik, pupuk cair ini bisa kita gunakan hingga 6 bulan.