Di indonesia mie instan meupakan makanan favorit karena memang bisa mengenyangkan. Selain itu mie instan memiliki rasa yang lumayan gurih dan yang jelas mudah dan cepat cara penyajiannya. Banyak variasi rasa dan ukuran dalam kemasannya. Bisa disesuaikan menurut takaran perut masing masing karena tiap orang memiliki batas rasa kenyang yang berbeda beda dan juga memiliki selera rasa yang berbeda pula.
Semangkuk mi instan rebus dengan telur dan irisan cabai rawit memang godaan yang sulit ditolak. Tak heran jika mi instan termasuk dalam makanan siap saji yang paling banyak disukai. Selain di indonesia di asia dan korea selatan mie instan juga merupakan mereka. Korea Selatan sendiri merupakan negara dengan konsumsi mi instan tertinggi di dunia.
Banyak yang menganggap bahwa mie instan hanyalah makanan selingan saja. Ini disebabkan karena sehabis makan mei berapapun menurutnya saat dimakan menimbulkan rasa kenyang namun hal ini hanya bertahan beberapa menit saja. Kemudia akan kembali merasa perut sudah kosong lagi.
Namun mereka sepertinya tidak menyadari bahwa kandungan yang ada pada mie instan ini kaya akan karbohidrat. Yang memiliki potensi bisa menimbulkan kegemukan jika dikonsumsi berlebihan tanpa diimbangi olahraga atau hal lain yang bisa mengurangi lemak.Dalam sebungkus mie instan terdapat kalori sebanyak 350 Kkal
Jumlah ini sebanding dengan tujuh buah pisang ukuran sedang, atau sekitar empat lembar roti tawar kupas. Atau jika dibuat persamaan perbandingan dengan nasi maka nilai 350 kalori ini sebanding dengan 5-6 sendok makan nasi plus sayur dan lauknya.
Terlalu sering mengonsumsi mi intan, yakni sekitar 3 kali seminggu, akan meningkatkan risiko penyakit sindrom kardiometabolik. Kondisi ini bisa membuat seseorang berisiko tinggi terkena penyakit jantung, diabetes, dan stroke. Dalam beberapa tahun terakhir ditemui peningkatan jumlah masalah kesehatan, terutama penyakit jantung dan banyaknya orang dewasa yang kegemukan. Atas dasar inilah Shin melakukan penelitian untuk mengetahui kaitan antara konsumsi mi dan kesehatan.
Mi instan, seperti halnya makanan yang diproses lainnya, mengandung garam yang tinggi. Pola makan tinggi mineral seperti ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke Semua mi instan kan gurih, itu karena garamnya tinggi. Tetapi, orang menganggapnya karena MSG, Sodium dalam mi instan rata-rata mengandung 50-60 persen kebutuhan sodium per hari. Padahal, kita dianjurkan hanya boleh mengonsumsi satu sendok teh per hari.
Sodium sendiri bisa didapatkan dari berbagai sumber, misalnya garam yang ditambahkan ke dalam makanan, produk daging olahan, dan sebagainya. Yang harus diperhatikan adalah asupan total lemak dan garam dalam sehari. Tanpa makan mi instan pun seseorang bisa saja kelebihan garam. Jadi waspadai apa saja yang kita asup dalam sehari.
Kelebihan sodium dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah. Untuk menghindari asupan karbohidrat dan sodium yang tinggi, disarankan untuk membatasi mi instan. Kalau sedang pengin banget, sebaiknya dibarengi dengan makan sayur juga. Jadi enggak cuma karbohidrat saja.
Kebanyakan mi ramen instan mengandung zat kimia tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ), pengawet makanan yang merupakan produk biobutane, yang juga dipakai dalam industri minyak. Jika memang anda tidak bisa mengimbangi kegiatan fisik seperti olah raga atau bekerja yang membutuhkan kaliri tinggi sebaiknya anda menghindari jenis makanan ini supaya anda tidak kegemukan.
